Melihat Lebih Dekat Cafe Agam Pisan di Lantai 3 Pasar 16 Ilir

RACIK KOPI : Barista Cafe Agam Pisan Pasar 16 Ilir meracik kopi untuk disajikan ke pelanggan yang berkunjung, kemarin. FOTO: AGUSTINA/SUMEKS--

Sebelum buka di sini, Iyan dulunya pernah buka coffee shop bernama history coffee kemudian di-rebranding ke Agam Pisan karena terkendala hak cipta/Haki. 

"Alhamdulillah brand Agam Pisan ini kita sudah mendapat hak paten/Haki dan legalitas lainnya," katanya. Perjalanan karier Iyan pun ternyata tidak instan, ia memulai segalanya dari nol sebelum dapat mendirikan brand cofee shop sendiri.

"Tamat SMA merantau ke Jakarta, bekerja di hotel awalnya sebagai pencuci piring seiring berjalan waktu dipercaya menjadi barista dan diberikan pendidikan untuk meningkatkan kapasitas diri, termasuk dikursuskan Bahasa Inggris," tuturnya. 

BACA JUGA:Revitalisasi Pasar 16 Ilir Menyulitkan Pedagang, Omzet Turun 75 Persen, Berharap Pagar Seng Dibuka

BACA JUGA:View Jembatan Ampera dan LRT, Inilah Lokasi Menikmati Teh Rempah di Pasar 16 Ilir Palembang

Sejak itu, dirinya mengawali industri kopi. Awalnya menjadi barista di salah satu hotel bintang 5 di Jakarta. "Tahun 2014 kembali ke Palembang membuka usaha sendiri yang tak jauh hubungannya dengan kopi," beber juara 1 Duta Kopi Indonesia perwakilan Palembang ini.

Apalagi dirinya punya keinginan agar orang-orang luar tahu bahwa Palembang atau Sumatera Selatan itu punya kopi yang enak. 

"Orang kan tahunya Palembang itu pempek, padahal kopi kita juga enak. Dengan Agam Pisan saya ingin memperkenalkan kopi Sumsel," tegasnya. Di cafenya, harga kopi ditawarkan terjangkau mulai Rp15-20 ribu dengan menu anak muda.

"Kita gunakan biji kopi pilihan yang diolah sendiri dan menjual biji kopinya langsung," katanya. Pihaknya juga menjual dalam bentuk kemasan. (tin/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan