Warga Bermalam di Pinggir Jalinsum, Banjir Meluas, 7.809 Rumah Terendam
TINJAU BANJIR : Kepala Pelaksana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana meninjau kondisi pemukiman warga di Muratara yang terdampak banjir, kemarin (12/1).-Foto: Ist-
MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID- Hujan deras masih menguyur wilayah Muratara hingga tadi malam. Potensi banjir terus meningkat. Petugas berjibaku mengevakuasi ratusan warga dan anak-anak yang terjebak banjir menggunakan perahu karet.
Ribuan warga mendirikan tenda-tenda darurat di sepanjang jalan lintas umum (jalinsum) Muratara. Rumah mereka terendam dengan kedalaman 2-3 meter. Banjir akibat luapan Sungai Rupit dan Sungai Rawas terus meluas. Beberapa titik jalinsum juga sudah terendam.
“Kami butuh bantuan makanan, air bersih dan tempat tinggal sementara,” ujar Mala, warga Rupit, kemarin (12/1). Data sementara dari BPBD Sumsel, untuk di Muratara, 7.809 rumah terendam. Di antaranya ada 2 yang hanyut, 8 rusak berat, dan 229 rusak ringan. Kemudian, 21 sekolah kebanjiran, terdiri dari 23 SD dan 8 bangunan SMP.
Lalu, 7 jembatan putus dan 40 fasilitas kesehatan termasuk RSUD Rupit terendam. Satu pos Koramil, pasar, kantor bank, dan kantor camat ikut terendam. Kemudian, 694 hektare sawah dan 14 hektare kebun jagung terendam. Ada 6 kolam ikan rusak.
BACA JUGA:Kerahkan Babinsa Bantu Korban Banjir
BACA JUGA:Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir
Sebanyak 24.925 ekor ternak mati terendam dengan rincian 2.358 kerbau, 506 sapi, 2.569 kambing, 1.038 domba, 15.323 ayam, dan 3.131 itik. Lalu, jalan sepanjang 126,65 km yang tersebar pada beberapa titik juga terendam banjir. Ada 9,7 km irigasi yang rusak.
Sementara, akibat terendamnya Pasar Lawang Agung, pedagang jualan di tepian Jalinsum. "Untunglah masih ada yang jualan di pinggir jalan lintas ini," kata seorang warga yang belanja.
Bupati Muratara, H Devi Suhartoni, menegaskan ini merupakan banjir terparah dengan dampak yang cukup luas. Dia dan jajaran menyalurkan bantuan bagi warga di enam kecamatan yang terdampak.
"Banjir ini terbilang banjir besar karena 6 wilayah kecamatan terendam semua," katanya.
Menurut Devi, untuk aliran listrik sengaja dimatikan untuk mencegah adanya yang tersetrum. "Alhamdulillah semua bantuan masuk dari pusat, provinsi, TNI, Polri, BUMN masuk. Tapi kita kekurangan perahu karet, cuma ada 8," tuturnya.
BACA JUGA:Pasar Lawang Agung Terendam Banjir, Ini Cara Pedagang Bertahan Hidup di Pinggir Jalinsum
BACA JUGA:Banjir Esktrem Sumsel Terparah di Muratara, BPBD Provinsi Turun Tangan Lakukan Ini