WOW! Penelitian Sebut Media Sosial Raup Untung Besar dari Pengguna di Bawah 18 Tahun, Ini Rinciannya
WOW! Penelitian Sebut Media Sosial Raup Untung Besar dari Pengguna di Bawah 18 Tahun, Ini Rinciannya-Foto: freepik-
SUMATERAEKSPRES.ID - Media sosial besar seperti Instagram, X (sebelumnya Twitter), dan Snapchat berhasil meraup keuntungan iklan hampir US$11 miliar atau setara dengan Rp170,8 triliun pada tahun 2022, berasal dari pengguna di bawah usia 18 tahun.
Penelitian yang dilaporkan oleh Bussines Standart menyatakan bahwa sekitar 30-40 persen dari pendapatan iklan Snapchat, TikTok, dan YouTube diperoleh dari kalangan muda.
Dari pengguna berusia 12 tahun ke bawah, YouTube menjadi pemimpin dengan pendapatan iklan mencapai sekitar US$1 miliar pada tahun 2022.
Sementara itu, di antara pengguna berusia 13-17 tahun, Instagram memimpin dengan pendapatan tertinggi sekitar US$4 miliar.
BACA JUGA:Jangan Disepelekan! Kenali 5 Tanda Waktunya Istirahat dari Pengaruh Media Sosial
Penelitian yang dipimpin oleh tim dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, Harvard University, juga mengungkapkan bahwa TikTok berhasil meraih US$2 miliar dan YouTube US$1,2 miliar dari pengguna berusia 13-17 tahun pada tahun 2022.
Temuan ini mencerminkan adanya "insentif finansial yang luar biasa" bagi platform ini untuk tidak mengambil langkah-langkah yang signifikan dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif penggunaan media sosial.
Meskipun media sosial tersebut mungkin mengklaim dapat mengatur praktik mereka sendiri untuk mengurangi risiko bagi anak-anak, peneliti menilai bahwa tindakan nyata belum dilakukan.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE, menyoroti kebutuhan akan transparansi data yang lebih besar serta intervensi kesehatan masyarakat dan regulasi pemerintah.
BACA JUGA:Waspada! 5 Kosmetik Ilegal Ini Paling Banyak Dicari di Marketplace, BPOM RI: Bisa Picu Kanker Kulit
BACA JUGA:Jangan Biarkan Kekesalan Merusak Kesehatan Mental Lansia, Ini Dia Cara Bijak untuk Mengatasinya
Amanda Raffoul, instruktur pediatri di Harvard Medical School dan penulis utama studi ini, menyatakan perlunya langkah-langkah tersebut.
Untuk melakukan penelitian ini, para peneliti menggunakan data survei publik dan riset pasar dari tahun 2021 dan 2022.