Sambut Tahun Baru di Atas Perahu
BANJIR : Pemukiman warga salah satu desa di Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara terendam banjir 1-2,5 meter. Sejak Minggu tengah malam, sebagian warga melakukan evakuasi gunakan perahu.--
SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Bencana hidrometeorologis mengancam wilayah Sumsel seiring mulai masuk ke musim penghujan. Banjir dan longsor mengintai. seperti musibah yang dialami warga di wilayah Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara.
Banjir sambut Tahun Baru 2024 merendam wilayah Desa Noman Baru. Warga lakukan evakuasi tengah malam. Menyelamatkan harga benda yang bisa diselamatkan.
Sebagian terpaksa melewatkan perayaan tahun baru di atas perahu. Ada pula yang memilih bertahan di rumah mereka.
Banjir mulai terjadi Sabtu (30/12), pukul 16.00 WIB. Air sungai meluap, merusak jembatan gantung di Desa Batu Gajah. Riyadi, warga Rupit, menuturkan kalau volume air Sungai Rupit terus alami peningkatan sejak pukul 14.00 WIB. Penyebabnya, hujan dengan intensitas deras
terjadi di wilayah ulu, yakni kawasan Bukit Barisan, termasuk Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) yang berbatasan wilayah Provinsi Jambi dan Begkulu.
BACA JUGA:Banjir Pasang, Jembatan Muratara Putus
“Air sungai meluap, jalan dan permukiman pun kebanjiran. Jembatan gantung putus terseret arus sungai,” katanya. Banjir ini diprediksi akan melebihi kejadian 2016 lalu. Saat itu, air bah merendam enam wilayah kecamatan dan puluhan desa. Setidaknya 20 ribu jiwa warga
terisolir dan belasan jembatan gantung putus. Warga sempat mengira banjir segera surut karena Minggu (31/12) sekitar pukul 01.00 WIB, air sempat surut dari 1 meter menjadi setengah meter. “Tapi hujan lagi dan pukul 03.00 WIB, air kembali baik. Kami lakukan evakuasi
keluarga di tengah malam dan hujan,” beber Firman, warga desa itu.
Untuk aliran listrik padam sejak Sabtu sore. “Anak-anak, istri, motor sudah saya evakuasi pakai perahu. Kalau perabotan rumah, banyak yang terendam. Hanya beberapa saya selamatkan ke atap rumah,” ujarnya.
Proses evakuasi di tengah malam berpacu dengan waktu dan rasa panik. Apalagi, dalam suasana gelap gulita, air terus naik. “Takut air bah tiba-tiba masuk kampung, bisa-bisa tenggelam semua,” cetus Firman.
Untungnya, dini hari kemarin, sejumlah pertolongan mulai berdatangan. Dari tim reaksi cepat (TRC) BPBD, Ketua DPRD dan Kapolres Muratara serta jajaran.
Pantauan Minggu (31/12) sekitar pukul 06.00 WIB, ketinggian banjir beragam. Ada yang kedalamannya 1,5 meter hingga 2,5 meter. Fauzi, warga yang juga terdampak banjir menuturkan, banyak hewan ternak milik warga ikut terendam.
Baik sapi, kerbau hingga ayam. “Ayam yang hanyut, dinaikkan ke perahu,” imbuhnya.