Sambut Tahun Baru di Atas Perahu
BANJIR : Pemukiman warga salah satu desa di Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara terendam banjir 1-2,5 meter. Sejak Minggu tengah malam, sebagian warga melakukan evakuasi gunakan perahu.--
BACA JUGA:Hujan Deras, Warga Sembatu Jaya Mura Mulai Kebanjiran
“Kemarin sebelum banjir banyak wara beli jagung, saging ayam dan ikan untuk tahun bakar bakar di tahun baru. Tapi setelah kejadian ini, mungkin tahun baruan di atas genangan banjir,” tutupnya. Ketua DPRD Muratara, Efriyansah mengatakan, dari hasil pantauan, banjir karena
luapan air sungai terjadi di seluruh wilayah Muratara yang dilalui aliran Sungai Rupit dan Sungai Rawas. “Saat ini banjirnya merata,” ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Muratara H Zaenal Arifin menjelaskan, pihaknya mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi warga. “Untuk jembatan yang putus, akan kami usulkan ke BNPB,” imbuh dia. Seluruh masyarakat yang tinggal di bantaran sungai juga diimbau untuk
waspada.
Selain banjir di Muratara, terjadi juga longsor di liku Anggilan Desa Tanjung Sakti Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Sabtu (30/12) malam. Jalan yang tertimbun sepanjang kurang lebih 20 meter. Upaya pembersihan sedikit terkendala lantaran alat berat mengalami kerusakan. “Alat
berat milik balai rusak,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Lahat, H Ali Afandi, kemarin. Akibat longsor tersebut, akses kendaraan dari Mana Bengkulu Selatan menuju Kota Pagaralam dan sebaliknya sempat lumpuh. Lantaran material longsor menutup badan jalan
hingga membuat kendaraan tidak dapat dilalui dari dua arah. Namun kemarin siang, longsor sudah berhasil dibersihkan dan kendaraan bisa kembali melintas.
Kapolres Lahat AKBP God Parlasro S Sinaga SH SIK MH melalui Kasubsi Penmas Humas Aiptu Liespono SH mengatakan, kejadian tanah longsor tersebut tidak menyebabkan korban. “Dimungkinkan terjadinya longsor susulan apabila kembali turun hujan dengan intensitas tinggi,”
ujarnya. Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana mengatakan, jajarannya sudah memonitoring terjadinya banjir di wilayah Muratara. “Kita sedang pantau, berkoordinasi dengan BPBD setempat,” imbuh dua. Banjir ujung tahun ini menambah panjang daftar kejadian bencana
sepanjang 2023. “Sampai 13 Desember lalu saja sudah tercatat 73 bencana,” tutur Iqbal. Jumlah ini jauh turun dibawah peristiwa bencana sepanjang 2022 yang mencapai 147 kejadian.
Kejadian bencana sepanjang tahun lalu terjadi di semua kabupaten/kota. Di Palembang 8 kali, Banyuasin 8 kali, Muba 3 kali, OKU 4 kali, OKUT 5 kali, OKUS 9 kali, Ogan Ilir 5 kali, OKI tercatat 2 kali, Prabumulih 3 kali, Muara Enim paling banyak 11 kali, PALI hanya1 kali, Lahat 2
kali, Empat Lawang 3 kali, Lubuklinggau 3 kali, Mura 4 kali dan Muratara 2 kali. Dengan rincian bencana, peristiwa kebakaran telah menghanguskan sekitar 172 rumah di beberapa kabupaten/kota.
Sedangkan angin putting beliung merusak sekitar 682 rumah/bangunan di Sumsel. Ada yang rusak berat, sedang dan ringan. Ada pula kejadian hujan es yang merusak sekitar 18 rumah warga. Sementara longsor, merusak 4 rumah/bangunan dan menimbun jalan.(zul/gti/*)