Proyek ECHO, Semua RS Vertikal Dilibatkan. Fokus Sementara Layanan Kanker Ini
Menkes tinjau fasilitas untuk layanan kanker di salah satu rumah sakit-foto: kemkes.go.id-
JAKARTA,SUMATERAEKSPRES.ID-Indonesia punya proyek pengembangan sumber daya tenaga kesehatan (nakes) dengan menggunakan plafotm telemonitoring dan pembelajaran jarak jauh/online berbasis web.Namanya program Extensive Community Health Outcome (ECHO).
Ini program yang bertujuan untuk berbagi praktik terbaik melalui kombinasi pembelajaran berbasis kasus dan praktik.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan University of New Mexico.
“Melalui program ECHO ini akan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan di berbagai bidang,” kata Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, Senin (18/12).
BACA JUGA:LOKER TERKINI, Kemenkes Buka Rekrutmen Tenaga Kesehatan Haji 2024, Ini Posisi yang Dibutuhkan!
BACA JUGA:Pemberian EVOO Cegah HFS pada Pasien Kemoterapi Kanker
Menurutnya, program ECHO merupakan bagian dari transformasi bidang kesehatan yang dijalankan di Indonesia.
Mulai dari layanan primer sampai layanan rujukan. Untuk itu, ketersediaan sarana dan prasarana layanan kesehatan perlu didukung oleh sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan (nakes) yang andal dan kompeten.
Di Indonesia, proyek ECHO diawali di RS Kanker Dharmais yang telah bekerja sama dengan University of New Mexico sejak tahun 2020.
Pelibatan 8 rumah sakit pengampu regional layanan kanker untuk memanfaatkan program ECHO ini akan mempercepat pemerataan standar pelayanan kanker.
BACA JUGA:Kemenkes RI Luncurkan 2.000 Beasiswa untuk Menangani Kekurangan Dokter Spesialis
Fokus sementara untuk layanan kanker payudara dan kelainan kanker. Diketahui, kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah terbanyak.
Dari data Globocan, pada 2020 lalu jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.