Tanaman Ini Bernilai Ekonomis dan Bisa Dipanen Berkali-kali
BERNILAI EKONOMIS: Labu siam merupakan salah satu tanaman yang bernilai ekonomis dan bisa dipanen berkali-kali, sayangnya hanya sedikit petani yang menanamnya. -FOTO: ZULKARNAIN/SUMEKS-
MUSI RAWAS - SUMATERAEKSPRES.ID- Bagi masyarakat yang hendak mencoba peruntungan di bidang hortikultura, mungkin bisa mencoba menanam labu siam.Tanaman ini, hanya sekali tanam dan seumur hidup bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Gencarnya program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) di Sumsel, membuat masyarakat berlomba-lomba menentukan produk tanaman hortikultura yang akan mereka tanam.
Hendri, warga di Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas mengungkapkan, di Tugumulyo mayoritas 90 persen petani dan mengembangkan beragam produk berbasiskan pertanian dan pangan.
Namun dari sekian banyak produk yang dikembangkan, ada beberapa faktor yang menjadi unggulan tersendiri dari beragam jenis tanaman.
Seperti memiliki daya tahan tinggi, memiliki nilai ekonomis tinggi, bisa dipanen dalam waktu singkat, mudah dikembangkan, dan membutuhkan modal sedikit.
‘’Tapi khusus tanaman yang memerlukan modal sedikit, bisa dipanen berkali-kali serta bernilai ekonomis saya sarankan warga untuk menanam labu siam,’’ ujarnya.
Dikatakan, labu siam itu sekali tanam tetapi bisa dipanen berkali-kali. ‘’Panen tidak kenal musim, setiap minggu bisa dijual. Jadi modalnya cuma sekali tanam,” katanya.
Tanaman labu siam, lanjutnya, dikenal sebagai tanaman antigagal dan antigravitasi. Tanaman inilah yang bisa membantu menghijaukan pekarangan rumah, menambah eksotisme lingkungan dan menyerap polusi udara dengan baik.
Dikatakan, karena tanaman ini antigravitasi maka lengkapi tanaman ini dengan anjar kayu dan tali rambat. “Tinggal disiram di kasih kapur pertanian, kalau ada pupuk kasih pupuk. Dalam satu cabang rambatan itu bisa menghasilkan 3-7 kg labu siam,” timpalnya.
Untuk harga labu siam sendiri di pasaran lokal berkisar Rp9 ribu/kg. Meski penanamannya cukup mudah dan peminatnya banyak. Namun, labu siam yang beredar di pasaran banyak dari luar daerah.
‘’Rata-rata produk diambil pedagang dari wilayah Curup Provinsi Bengkulu. Kalau
dari lokal (Sumsel, red) jarang ado, paling ambek dari Curup,” ujar Lastri, pedagang di Pasar Lubuklinggau.
Dikatakannya, penjualan labu siam juga sangat menguntungkan, karena memiliki daya tahan yang tinggi. “Idak cepat busuk, kalau bagus nyimpennyo biso tahan sampai 3 bulan. Beda sama cabai, satu pekan disimpen sudah mulai busuk,” ujarnya.
Menurutnya, dengan daya tahan tinggi ini, sayuran jenis labu siam sangat di gemari warga dan harganya juga tetap stabil ketimbang dengan harga produk lain yang alami pasang surut.
‘’Khusus kami pedagang juga senang jual labu siam, soalnyo tahan lamo. Peminatnyo banyak, untungnyo jugo lumayan karena harga di petani idak mungkin samo dengan harga yang jual,” timpalnya. (zul)