Inflasi Bahan Pokok Bikin Repot, Pasar Murah, Pemda Bisa Gunakan Anggaran Bansos- Belanja Tak Terduga
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kenaikan harga pangan jelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) bikin repot pemerintah.
Pemerintah pusat minta seluruh gubernur, bupati, dan wali kota maupun para penjabat (Pj) kepala daerah fokus dan konsisten mengendalikan inflasi.
Berdasarkan pantauan pasar, harga beberapa bahan pokok di Palembang masih tinggi. Beras premium Rp14.500/kg, beras medium Rp12.500/kg, bawang merah Rp32.000/kg, dan bawang putih Rp32.000/kg.
Untuk cabai merah keriting Rp85.000/kg, cabai rawit merah Rp60.000/kg, dan cabai burung Rp90.000 /kg.
BACA JUGA:Boleh Tunda Berhaji, Diganti Ahli Waris, Jika Jemaah Haji Tidak Istithoah
BACA JUGA:Pelunasan Ongkos Haji Mulai 9 Januari
Lalu, daging sapi Rp150.000/kg, ayam potong Rp26.000/kg, telur ayam Rp25.000/ kg, gula kemasan Rp17.000/kg, dan gula curah Rp16.500/kg. Untuk minyak goreng kemasan Rp16.000/liter, tepung terigu Rp12.000/kg, dan minyak goreng curah Rp14.500/liter.
"Harga cabai naik karena trennya setiap tahun di Oktober-November selalu begitu. Juga sembako lainnya, karena momen Nataru," kata Kepala Dinas Perdagangan Palembang, Raimon Lauri.
Bank Indonesia mengimbau agar anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memantau pergerakan harga sembako.
“Dengan mengantisipasi anomali harga pada komoditas dapat menentukan respons yang tepat dan cepat," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Nurcahyo Heru Prasetyo.
BACA JUGA:Deteksi Penyebab Kenaikan Harga, Satgas Pangan Polri Turun Tangan
BACA JUGA:Harga Cabai Berangsur Turun
Kerja TPID akan lebih efektif jika dibarengi dengan koordinasi pada tingkat teknis dengan terus monitoring pergerakan harga dari minggu ke minggu.
Ini penting mengingat dalam waktu dekat akan menghadapi momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. “TPID harus proaktif dan tanggap jika ada perubahan di pasar, baik permintaan maupun penawaran," imbuh Nurcahyo.