Bikin Malu Palembang, Buat Pos Terpadu di Kawasan Ampera-BKB
Kombes Pol Harryo Sugihhartono--
12 Januari 2022, dua preman merampas telepon genggam warga yang sedang bersantai di bawah Jembatan Ampera.
BACA JUGA:Upacara HUT ke 78 RI di Plaza BKB Berlangsung Khidmat
Sebelumnya, 14 April 2021, seorang warga ditodong tiga begundal di atas Jembatan Ampera. Korban diancam akan dibunuh jika tidak memberikan harta benda yang dimiliki.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono didampingi Kasat Reskrim, AKBP Haris Dinzah menegaskan, seorang pelaku penodongan terhadap sopir bus pariwisata telah ditangkap.
“Kita langsung bergerak dan menangkap seorang pelakunya. Saat ini dalam pengembangan,” ujarnya.
Harryo menambahkan, keamanan di kawasan BKB, Ampera dan sekitarnya menjadi salah satu prioritas jajarannya. Terutama berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan pengunjung.
BACA JUGA:Upacara HUT ke 78 RI di Plaza BKB Berlangsung Khidmat
BACA JUGA:Bersama Kita Bisa (BKB) Layanan 24 Jam PSC 119 Dinas Kesehatan Kota Palembang
Untuk itu, Polrestabes Palembang kerahkan personel patroli mobile dan hunting. “Bekerja sama dengan Pemkot Palembang, kita bangun pos terpadu di kawasan BKB dan sekitarnya,” jelas dia.
"Penempatan personel di pos terpadu disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Saat ramai dan ada event, kita tambah,” bebernya.
Untuk menekan angka kriminalitas dan premanisme, pihaknya juga menggalakkan razia. Terutama di kawasan dan titik yang memang dikenal rawan.
Kemudian menertibkan para juru parkir liar. “Memang sudah banyak laporan dari warga terkait aksi premanisme dan pungutan liar mengatasnamakan juru parkir. Kita akan razia,” tegas Harryo.
Seorang juru parkir di kawasan Ampera tidak menampik banyak preman di wilayah itu. “Tapi tidak semua nyambi jadi juru parkir. Ada yang membantu sopir mencarikan penumpang.Tapi ada pula yang kerjanya memalak, minta uang secara paksa. Banyak pula yang menodong,” bebernya.
Bahkan tidak jarang mereka menggunakan kekerasan kepada korban yang melawan. Yang kerap jadi sasaran, pendatang alias bukan warga Palembang. Modusnya, didekati, ditawari jasa, ataupun dimintai uang parkir yang berlipat mahalnya.
“Masih untung cuma diminta lebih mahal dari tarif biasa. Kalau tidak diberi, ada-ada saja ulah mereka tadi. Ban motor atau mobil yang digembosi. Bodi kendaraan dibuat lecet dan sebagainya," tutur juru parkir itu.