Kecam Pembakaran Alquran di Swedia
FUPKS Suarakan Tuntutan Melalui DPRD Sumsel
PALEMBANG - Aksi pembakaran Alquran yang dilakukan tokoh politik sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, mendapat kecaman banyak pihak. Salah satunya dari Forum Umat Peduli Keadilan Sumsel (FUPKS).
Ketua FUPKS, Idasril SE SH MH, mengatakan, ada beberapa tuntutan pihaknya. Di antaranya, menyerukan agar Swedia minta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia. Juga menuntut pengadilan internasional menjatuhkan hukuman yang berat kepada pembakar Alquran itu.
Selain itu, menuntut pemerintah Indonesia untuk mengusir Dubes Swedia dari Indonesia. “Kami juga mengajak Gubernur, DPRD dan masyarakat memboikot semua produk Swedia,” katanya didampingi Habib Mahdi Shahab, Ustaz Drs H Umar Said dan anggota FUPKS lainnya, kemarin (1/2).
Baca juga : Info Beasiswa UIN Raden Fatah Palembang, MAN 2 Lahat Sambut Antusias
Semua tuntutan itu disuarakan melalui DPRD Sumsel. Diterima Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumsel H Muchendi Ishak Mekki didampingi Wakil Ketua Komisi V, Mgs H Syaiful Padli ST.
“Pernyataan sikap yang sudah disampaikan kepada kami dari FUPKS insyaAllah nanti kami teruskan ke tingkatan yang lebih tinggi. Sebagai umat Islam, tentu kita merasa terhina dan hati kita terlukai dengan aksi pembakaran Alquran itu,” tegasnya.
Menyuarakan tuntutan dari umat Islam di Sumsel tentu butuh langkah konkret dari pemerintah pusat. “Semoga apa yang akan kami sampaikan ke beberapa kementerian, DPR RI hingga Presiden nantinya bisa disikapi oleh pemerintah,” kata Muchendi.
Paling tidak, ada permohonan maaf kepada umat Islam di seluruh dunia, termasuk Sumsel dan Palembang. “Kami sangat sangat mengecam juga. Bukan hanya sebagai anggota DPRD, tapi juga umat Islam,” pungkas dia.
Ditambahkan Syaiful Padli, jika aksi seperti pembakaran Alquran di Swedia dibiarkan, maka bakal berdampak makin banyak orang lain dengan mudah menghina kitab suci umat Islam. “Kita wajib memberikan shock teraphy. Sejauh ini langkah yang dilakukan dalam kesan damai, seperti yang dilakukan FUPKS,” imbuhnya.
Syaiful berharap tidak terpancing untuk melakukan perbuatan yang merusak citra baik umat Islam. “Kita berharap hal ini tidak akan pernah terulang kembali di mana pun,” tandasnya. (iol)