Cabai Mahal, Petani Belum Panen

SEMANGAT: Sofyan, salah satu petani di Desa Palemraya Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir makin semangat merawat tanaman cabai karena tingginya harga cabai. -FOTO: ANDIKA/SUMEKS-

INDRALAYA  - Tingginya harga cabai membuat petani di Desa Palemraya, Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir makin bersemangat.

Sejak dua bulan terakhir, potensi kenaikan harga cabai terus melambung bahkan mencapai Rp80 ribu per kg.

Namun, keuntungan ini belum banyak dirasakan para petani. Karena musim panen cabai masih cukup lama.

Sofyan, salah satu petani cabai di Desa Palemraya mengatakan dirinya baru memulai menanam cabai di bulan Agustus lalu.

"Mulai penyemaian itu bulan Agustus lalu. Sempat ada kebakaran lahan, bibit yang mati kami sulam ganti. Akhir September baru mulai pindah tanam, sekarang masih proses pembesaran," ujar Sofyan. 

Diakuinya, meskipun harga cabai sedang mahal namun banyak petani harus bersabar. Karena baru masuk musim tanam, belum ada cabai yang bisa dijual maupun dipanen.

"Mudah-mudahan nanti saat panen tiba harga cabai tidak anjlok, jadi masih bisa merasakan untung," sebutnya. 

Kendati demikian, menanam cabai di musim kemarau saat ini jadi kendala. Pertumbuhan cabai  tak sebagus bila masih ada hujan. Meskipun penyiraman manual rutin dilakukan pertumbuhan tanaman cabai juga terpengaruh dengan cuaca yang sangat panas.

"Kelihatan agak kurang bagus, sering layu saking panasnya. Tiap pagi dan sore kita siram air dari kanal dekat sini," terangnya. 

Ada sekitar 5.000 batang cabai  merah keriting di atas lahan seluas seperempat hektare yang ditanam Sofyan. Pemberian pupuk dan air rutin dilakukan guna memacu pertumbuhan tanaman.

"Sekarang masih tahap pembesaran batang tanaman. Diperkirakan di bulan ini akan mulai bertahap mengeluarkan bunga dan siap berbuah," tukasnya. (dik/) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan