Enam Tahun PT KPI Mengolah Keberlanjutan
TURUNKAN EMISI : Dalam 5 tahun terakhir sejak 2019, Kilang Pertamina Plaju turut menurunkan hingga 1 juta ton emisi gas rumah kaca (GRK) atau karbon (CO2). -FOTO: IST-
PALEMBANG - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refining & Petrochemical Pertamina genap berusia 6 tahun, kemarin (13/11). Sebagai entitas bisnis di bawah PT Pertamina (Persero), PT KPI berfokus menjalankan bisnisnya dalam pengolahan migas dan petrokimia dalam rangka memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan pasar.
BACA JUGA:Pekerja Pertamina Ajarkan Tata Nilai AKHLAK di SDN 93
BACA JUGA:Pertamina Mengantar Desa Terpencil Saruan Berdikari Energi
Transformasi fundamental Holding Subholding yang dilakukan Pertamina beberapa tahun lalu, menjadi langkah strategis agar dapat beradaptasi dengan perubahan ke depan, bergerak lebih lincah, cepat serta fokus pengembangan bisnis yang lebih luas dan agresif.
Salah satu Refinery Unit (RU) yang beroperasi di bawah pengelolaan PT KPI adalah RU III Plaju yang berdiri di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Dua kilang ini sebenarnya sudah berusia lebih dari satu abad.
Sebagai salah satu unit milik PT KPI, Kilang Pertamina Plaju konsisten berkontribusi terhadap agenda pembangunan, beroperasi dengan kapasitas produksi lebih dari 80 miles/thousand barrels per stream day (MBSD) untuk menyuplai 60 persen kebutuhan energi di Sumbagsel.
BACA JUGA:Nyamanya Pakai MyPertamina Saat Isi BBM, Tak Perlu Antri, Cepat dan Aman
Produk-produk unggulan Pertamina, juga salah satunya diolah di kilang ini seperti Pertalite, Solar, Biosolar B35, Avtur, Dexlite, Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur. Selain produk BBM, Kilang Pertamina Plaju juga memproduksi LPG, dan beberapa produk lain seperti SBPX, LAWS, Vacuum Residue, Polytam serta produk Refrigerant Musicool MC-22.
“Dalam menjalankan proses operasinya, Kilang Pertamina Plaju tetap berpegang teguh pada komitmen keberlanjutan lingkungan, dimana dalam 5 tahun terakhir sejak 2019, salah satu unit PT KPI ini berhasil menurunkan hingga 1 juta ton emisi gas rumah kaca (GRK) atau karbon (CO2),” ujar General Manager Kilang Pertamina Plaju, Yulianto Triwibowo.
Penurunan emisi ini telah mendapat penghargaan nasional pada ajang Eco-tech Pionner and Sustainability Award (EPSA) 2023 yang diselenggarakan Departemen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro (Undip). Sebagai salah satu isu global, Kilang Pertamina Plaju juga turut berkontribusi dalam peningkatan portofolio energi hijau, dimana kilang ini selain memproduksi BBM ramah lingkungan, juga terus berupaya menurunkan emisi dalam proses operasional dan bisnisnya.
Pada awal 2023, kilang ini mendapat mandatory dari Pemerintah untuk menyediakan produk Biosolar B35, yang merupakan bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit, yang mengandung 35 persen Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sebagai produk turunan Crude Palm Oil (CPO), sementara 65 persen lainnya merupakan BBM jenis solar.
“Selain itu, demi menopang proses bisnisnya tetap menggunakan energi bersih, perusahaan telah memasang PLTS berkapasitas 2,25 Mega Wattpeak (MWp), dan terinstalasi juga solar cell yang menghasilkan energi listrik 3.000 Wp untuk operasional perkantoran di Plaju,” tegasnya.
Yulianto pun mengucapkan selamat atas usia PT KPI yang genap menginjak 6 tahun. “Perjalanan usia 6 tahun PT KPI menjadi momentum berharga bagi kami untuk terus mengolah energi terbaik untuk negeri, berkomitmen dalam agenda pencapaian Net Zero Emission pada 2060, dengan terus mengadaptasi EBT, serta melaksanakan program-program TJSL,” katanya.
Sebagai bagian dari PT KPI, Kilang RU III Plaju, kata Yulianto, akan terus mendukung terwujudnya cita-cita Pertamina dan PT KPI menjadi perusahaan energi kelas dunia. “Dari Plaju, kita kirimkan semangat terbarukan, terus meneguhkan komitmen untuk bukan hanya mengolah energi, tapi juga terus mengolah keberlanjutan,” tuturnya. (fad)