https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Harga Cabai Tak Terkendali, Tembus Rp90 Ribu/Kg, Dampak Kemarau-Gagal Panen

JUAL BELI : Aktivitas jual beli di pasar tradisional. Setelah beras, kini cabai yang harganya meroket. Gula pasir juga mengekor. Harapan masyarakat, harga berbagai kebutuhan rumah tangga bisa kembali normal dan stabil.-foto : Alfery Ibrohim/Sumateraekspres.id-

Di OKU, cabai merah keriting saat ini dijual Rp 80 ribu/kg. Normalnya Rp 40 ribu/kg. Begitu juga dengan harga cabai merah besar harganya Rp80 ribu/kg. "Barangnya dikit, dari distributor tidak banyak dan harganya sudah naik," kata Lastri, pedagang di pasar tradisional Kota Baturaja. Begitu juga dengan harga cabai rawit hijau dijual dengan harga Rp 70 ribu/kg  dari biasanya Rp 45 ribu/kg. Sedangkan harga cabai rawit merah dijual Rp 90 rib/kg.

Kabid Holtikultura Dinas Pertanian OKU, Hendri Eka Putra SP MSi menyampaikan saat musim kemarau, produksi sayur termasuk cabai dari petani menurun. "Pasokan dari luar menurun," ujarnya.

BACA JUGA:UNISTI Beri Pembekalan Mahasiswa Program Pascasarjana dalam Penulisan Karya Ilmiah

BACA JUGA:Tak Netral, Anggota PPK Dicopot

Selama ini cabai lebih banyak masuk dari luar daerah seperti Lampung dan Pagar Alam. Sehingga mempengaruhi stok yang ada di pasaran. Sedangkan permintaan tetap masih cukup tinggi. Hal ini sebutnya, akan mempengaruhi harga jual di pasaran. 

"Petani masih menunggu masuk musim penghujan untuk bertanam cabai," ujarnya. Cabai menjadi salah satu komoditi tanaman yang bisa mempengaruhi terjadinya inflasi. Saat ini, petani baru bersiap untuk bertanam cabai. 

Di Lahat, cabai merah Rp60 ribu-70 ribu/kg. Seorang pedagang di PTM Lahat, Hafiz mengungkapkan, pasokan cabai berkurang. "Memang barangnya kosong juga, sedangkan petani sekarang sudah jarang lagi berkebun karena musim panas ini. Makanya harga cabai naik. Banyak juga permintaan dari Palembang, Bangko, dan Jambi," ujarnya.

Sedangkan di Pasar Inpres Martapura, Kabupaten OKU Timur, harga cabai juga terpantau meroket. Cabai merah keriting mencapai Rp 70 ribu/kg. Padahal seminggu lalu masih Rp 35 ribu.Cabai rawit hijau juga naik. Bahkan cabai setan atau cabai burung mencapai Rp 80 ribu/kg. 

“Kemarin Rp60 ribu, hari ini Rp70 ribu. Kami juga ikut pusing jualnya,” kata Ani, pedagang cabai di Pasar Inpres Martapura. Menurutnya, hampir tiap hari ada kenaikan Rp5-10 ribu tiap hari untuk cabai. 

Di OKU Selatan, kata Ani, hasil cabai petani di wilayah pegunungan sangat minim. Sementara yang masih panen itu di wilayah rendah, seperti di kawasan Danau Ranau. "Banyak pembeli yang awalnya mau beli 1 kg jadi mengurangi karena mahal," beber Ani.

Sementara, Iqbal pedagang cabai di Pasar Kayuagung juga mengungkapkan kenaikan sepekan terakhir. “Cabai keriting Rp75 ribu/kg,” katanya. Menurutnya, beli dari petani sudah Rp60 ribu/kg.

Di Pasar Pulau Emas, Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, cabai juga makin mahal. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Kabupaten Empat Lawang, H. Taufik, yang diwakili oleh Kabid Perdagangan Ade Candra, mengungkapkan peningkatan tersebut.

Katanya, cabai merah besar dari Rp34 ribu jadi Rp45 ribu/kg. Cabai merah keriting dari Rp44 ribu jadi Rp60 ribu. "Harga cabai rawit hijau seminggu lalu Rp30 rib sekarnag Rp35 ribu," katanya. Sementara untuk harga beras premium di Empat Lawang, saat ini Rp16 ribu/kg. "Alhamdulillah, untuk harga kebutuhan bahan pokok yang lain normal," tambahnya. 

Ternyata, di Pagaralam yang ‘gudang’ sayur mayur, cabai juga mahal. Epri, seorang petani cabai 'setan' mengatakan, saat ini di pasaran harga jual Rp65 ribu/kg. "Sebelumnya Rp57 ribu. Alhamdulillah, kita sebagai petani bisa sedikit menikmati hasil," ungkapnya.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kota Pagaralam Hermansyah melalui Kabid Perdagangan, Andriansyah Siregar mahalnya harga cabai karena musim kemaau. “Informasinya banyak juga tanaman cabai banyak terjangkit hama sehingga sebagian gagal panen,” jelasnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan