Tangani Stunting dengan Mengubah Mindset

DIALOG : Pemerintah dan para stakeholder, ormas, profesi kompak mendukung ketahanan pangan Sumsel untuk pengentasan stunting, dan sebagainya. -FOTO : IBNU HOLDUN/SUMEKS-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan umumnya tak lepas dari mindset masyarakat yang kadang ingin mudah membuka lahan perkebunan. Ini harus diubah agar tidak ada lagi mindset atau habbit masyarakat membuka dan membersihkan lahan dengan cara dibakar.

Pesan itu disampaikan Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik  (Kesbangpol) Provinsi Sumsel, Alfajri Zabidi, saat gelaran dialog ketahanan ekonomi di Ballroom Hotel Daira, kemarin. Dialog itu mengambil tema “Peran Pemerintah dan Organisasi Kemasyarakatan Dalam Mendukung Ketahanan Ekonomi di Sumsel”, dihadiri beragam ormas, profesi, serta pemerintahan. 

"Sekarang untuk meminimalisir kebakaran, Pj Gubernur fokus TMC (teknik modifikasi cuaca). Masyarakat tidak tahu tekniknya seperti apa dan biayanya berapa. Untuk angkutan pesawat ringan dengan jumlah 3 ton itu biayanya Rp200 juta. Selain itu,  memadamkan dengan helikopter dengan air, biayanya 1 jam Rp60 juta. Jadi kalau tiga jam Rp180 juta. Jadi luar biasa energi dan biaya mengatasi karhutla ini,” kata dia. 

Berkat kebijakan Gubernur, menurut Alfajri, TMC diperpanjang hingga November 2023. “Karena itu kita hadir di sini bagaimana upaya kita mendukung agar kebakaran tidak terjadi. Dampak karhutla sangat tidak bagus. Kedua penekanan angka stunting,” kata dia. 

Dia mengatakan kalau anak-anak tumbuh tidak normal bagaimana mereka dapat berkembang. Jika berkembang tidak normal, bagaimana generasi muda ke depan. Sehingga ia berharap dengan ketahanan ekonomi menekan angka stunting semakin rendah. “Kita juga berharap mindset warga berubah. Tadinya membeli kini menjadi penghasil,” kata dia. 

Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan, Irwan Ridwan Yusuf SH MH mengatakan Dialog Ketahanan Ekonomi ini bertujuan menggerakkan roda perekonomian dengan meningkatkan kreativitas berupa ide. Selain itu mengembangkan gagasan untuk meningkatkan perekonomian. 

Diharapkan Sumsel memiliki kamandirian atas kebutuhan pengannya sendiri dan tidak tergantung  daerah lain, selaras dengan program strategis nasional ketahanan ekonomi. Selain itu mampu menjadikan Sumsel tangguh dalam ketahanan pangan melalui semua stakeholders yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi. “Kita lewat dialog ini dapat mendukung ketahanan ekonomi di Sumsel,” kata dia. (iol/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan