Bank Syariah Tetap Resilience Walau Perekonomian Global Melambat

LAYANI NASABAH : Teller Bank Syariah Indonesia melayani nasabah yang melakukan transaksi kas di hall banking. BSI tetap optimis resilience kendati perekonomian global tengah melambat. -Foto : KRIS/SUMEKS -

 

PALEMBANG - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) optimistis pasar modal syariah resilience. Meski, perekonomian global melambat dengan ketidakpastian yang semakin meningkat tinggi. Namun, akan selalu ada peluang di tengah volatilitas.

SVP Wealth Management BSI, Asri Natanegeri menilai kondisi ekonomi maupun geopolitik global memang tak bisa dikontrol. Namun, penting bagi perbankan menjaga kedalaman pasar modal. Terutama dalam menyediakan instrumen produk investasi syariah.

BACA JUGA:INFO LOKER: PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Cari Karyawan Baru Pelbagai Posisi

Semakin beragam instrumen investasi di bisnis wealth management, harapannya dapat mendongkrak potensi pasar. Khususnya, nasabah prioritas BSI. Dengan supply produk yang banyak, maka dapat memberikan akses nasabah untuk menempatkan dananya ke instrumen investasi syariah.

Apalagi, saat ini suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) semakin tinggi. Sentimen tersebut akan menjadi tekanan bagi obligasi. "Nah bagi nasabah investor yang belum punya exposure ke obligasi, berarti ini momen untuk time to buy. Karena memang harganya lagi murah," terang Asri.

BACA JUGA:TERUNGKAP! Inilah Tampang Hacker LockBit yang Menyerang Bank Syariah Indonesia (BSI). Ternyata dari Negara Ini

Per Juni 2023, jumlah kelolaan BSI prioritas sekitar 55 ribu nasabah. Pertumbuhannya sekitar 14 persen secara tahunan. Nominal dana kelolaan BSI Prioritas mencapai Rp 60 triliun dengan pertumbuhan 12 persen year-on-year (YoY).

BSI berkolaborasi dengan sejumlah manager investasi menerbitkan 6 produk reksa dana syariah. Yakni, Trimegah Kas Syariah, TRIM Syariah Berimbang, TRIM Syariah Saham, Sucorinvest Sharia Money Market Fund, Sucorinvest Sharia Sukuk Fund, dan Batavia Dana Saham Syariah.

Adapun sejumlah manajer investasi yang digandeng meliputi Mandiri Manajemen Investasi, Bahana TCW Investment Management, BNP Paribas Asset Management, Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Manulife Aset Manajemen Indonesia, Sucorinvest Asset Management, dan Trimegah Asset Management.

"Keenam produk tersebut termasuk dalam kelas aset reksa dana syariah pasar uang, reksa dana syariah pendapatan tetap, reksa dana syariah campuran dan reksa dana syariah saham," kata Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna.

Saat ini porsi dana kelolaan reksa dana baru 15 persen dari total dana kelolaan BSI Prioritas. Dia berharap, melalui enam produk tersebut mampu meningkatkan porsi mencapai 30 persen. Dia meyakini, beragam reksa dana syariah dapat melengkapi kebutuhan berinvestasi masyarakat. Sekaligus memberikan banyak pilihan instrumen investasi.

Tentu dengan menyesuaikan dengan berbagai kelas aset sesuai profil risiko dan kebutuhan nasabah. Pembelian reksadana dapat dilakukan melalui cabang terdekat dengan investasi mulai dari Rp100 ribu. Reksadana syariah, khususnya reksadana pasar uang, merupakan instrumen investasi yang menarik di tengah kondisi ekonomi dan politik yang tidak menentu pada 2024. Komisaris Utama BSI Muliaman D Hadad memaparkan, kinerja sektor perbankan syariah masih menjadi salah satu sektor yang akan resisten di tengah gejolak ekonomi domestik dan dunia.

Pertumbuhan aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga (DPK) menjadi salah satu faktor penopang pertumbuhan positif industri perbankan syariah tahun ini. Pertumbuhan aset perbankan syariah tumbuh 2,53 persen secara year-to-date (YtD).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan