Warga Tagih Janji Alat Berat, Minta Pendidikan Gratis Hingga Pembangunan Insfrastruktur
--
Dalam setiap pertemuan, sambung Giri, warga selalu menagih janji gubernur sebelumnya dengan memberikan satu alat berat untuk satu kecamatan, untuk mengatasi larangan pembakaran lahan.
Sayang, hingga jabatan gubernur berakhir, janji itu belum terealisasi,” imbuhnya.
Warga juga berharap bantuan bibit karet dan sawit yang berkualitas untuk peremajaan, terutama untuk warga Lembak Ulu dan Lubai.
Pada sektor pendidikan, Giri mengatakan, adanya permintaan dikembalikannya sistem pembelajaran SMA layaknya dulu. “Semuanya gratis, tanpa ada bayar sama sekali.
Bukan seperti sekarang, dikatakan gratis, tetapi banyak iuran-iuran lainnya,” ungkapnya.
Dikecamatan Belida, sambung Giri, warga menuntut perhatian lebih.
“Jadi menurut warga, kecamatan ini kurang mendapatkan perhatian pembangunan dari pemerintah.
Dan mereka juga minta dibangunkan jalan darat agar biaya operasional lebih murah,” ungkapnya.
Sementara itu, aspirasi lainnya adalah soal tidak adanya bantuan rumah ibadah dari pemprov.
Begitupula terkait masalah tapal batas antara Kecamatan Lubai Ulu dengan Kecamatan Lubuk Batang OKU.
Di Lubai Ulu, masyarakat meminta dikeluarkan dari kawasan hutan masyarakat. “Mereka minta bantu pelepasan kawasan hutan untuk masyarakat.
Kalau tidak bisa, mereka minta dimasukan ke program perhutanan sosial, agar mereka tetap bisa mengelola lahan dengan aman,” katanya.
Menanggapi aspirasi warga, Giri mengatakan aspirasi masuk wilayah kabupaten Muaraenim, segera disampaikan ke DPRD Muaraenim, agar menjadi bahasan dalam induk 2024.
Sedangkan yang masuk ranahnya provinsi, akan jadi catatan untuk dianggarkan dalam induk 2025. (Adv/iol/087)
--