Pertamina Mengantar Desa Terpencil Saruan Berdikari Energi
RUMAH PLTMH : Jembatan menuju rumah PLTMH di Dusun V Saruan, Desa Talang Merbau, Banding Agung Kabupaten OKU Selatan, Sumsel. Pembangkit listrik skala mikro hidro itu dibangun Pertamina sejak 2017 melalui Program Desa Energi Berdikari. Foto : Rendi/Sumeks--
Program TJSL di Dusun Saruan pun berlanjut hingga kini, bahkan lebih dari 30 KK telah merasakan manfaat PLTMH. “Warga mengoperasikan secara bergiliran setiap hari untuk kebutuhan energi bersama,” terangnya. Selain itu Pertamina melengkapi infrastrukturnya seperti membangunkan jalan, jembatan menuju turbin pembangkit, jalan desa, musholla, dan balai pertemuan untuk masyarakat.
“Kami juga menggerakan perekonomian UMKM Desa Merbau dengan memaksimalkan potensi produk lokal gula semut atau kopi. Masyarakat kita ajarkan memproduksi, mengemas, memasarkannya guna menjangkau pasar lebih luas, serta mendirikan kios sebagai etalase produk,” tegasnya. Dengan begitu masyarakat makin produktif, berdaya, memacu pendapatan, dan meningkatkan kesejahteraan.
Setelah Saruan, Pertamina mereplikasi PLTMH ke desa-desa terpencil lainnya seperti ke Dusun Segamit Kabupaten Muara Enim. Lalu membangun solar cell (PLTS) dengan total daya 6.000 watt-peak di Dusun Sembilang, Desa Sungsang IV, Kabupaten Banyuasin dan Desa Singapure, Kabupaten Lahat. Total se –Indonesia, program DEB telah menjangkau 58 desa pelosok dan menggunakan EBT dari Pertamina.
Total energi yang dihasilkan per tahun, yakni 170.880 Wp untuk PLTS, 16.200 Wp pembangkit listrik tenaga hybrid (matahari dan angin), 605.000 m3 dari gas methana dan biogas, 8.000 watt dari PLTMH, serta biodiesel 6.500 liter. Energi hijau itu memberikan manfaat kepada 2.750 kepala keluarga, meningkatkan pendapatan masyarakat hingga lebih dari Rp1,8 miliar per tahun, serta menurunkan emisi karbon 530.000 ton CO2 setiap tahunnya.
Akhirnya, berkat kepedulian meng-energize the nation, PT Pertamina (Persero) mendapat apresiasi dunia sebagai perusahaan migas yang peduli pengembangan dan pemberdayaan komunitas masyarakat. Kilang Pertamina Plaju didapuk sebagai winner di ajang World Petroleum Council (WPC) Excellence Awards (EA) 2023 kategori Social Responsibility di Calgary, Kanada, pada 21 September 2023.
WPCEA 2023 : Area Manager Communication Relations & CSR PT KPI RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari menerima WPC Excellence Awards 2023 kategori Social Responsibility dari Presiden WPC Energy, Pedro Miras di Calgary, Kanada (21/9/2023). Foto : IST--
“Kami menjadi satu-satunya perusahaan yang mewakili Indonesia bahkan Asia Tenggara mengungguli 400 nominasi dan finalis lainnya, karena telah beroperasi dengan kepekaan sosial tinggi pada komunitas masyarakat melalui program Desa Energi Berdikari,” ungkap Rachmi.
Sebelumnya, Pertamina juga pernah meraih 2 penghargaan internasional, yaitu International CSR Excellence Award kategori Community Commitment di London, akhir Mei 2022, dan runner-up WPC Excellence Award 2021 di Houston USA. Di tingkat nasional, program DEB Pertamina mendapatkan penghargaan B-Universe CSR Awards 2023 pada 31 Mei 2023. “Nama Pertamina dan Merbau mendunia setelah menyabet semua gelar penghargaan ini,” sebutnya.
Menurut Rachmi, penghargaan itu hanya bonus. “Harapan kita semua energi yang kita keluarkan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa. Kita akan terus mendukung upaya Pemerintah dalam percepatan transisi energi, di samping bisnis utama kita sebagai pengolah minyak dan gas bumi,” tandasnya.
Presiden WPC Energy, Pedro Miras mengaku pihaknya merasakan atmosfer positif yang dibangun dengan karya-karya dan dialog produktif para peserta WPCEA 2023. Apalagi visi WPC Energy sebagai organisasi migas dunia yang memfasilitasi dialog terbuka tentang industri minyak, gas, dan energi. Berikut produk-produk serta bagaimana perusahaan berkontribusi maksimal dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik. Di antaranya lewat tanggung jawab sosial yang menjadi salah satu kategori penghargaan di WPCEA.
Kabid Energi Dinas ESDM Sumsel, Aryansyah mengapresiasi perusahaan yang peduli kelistrikan desa. “Biasanya desa tak berlistrik masuk pelosok, hutan, atau bukit-bukit. Ketika listrik negara tak bisa menjangkau, maka solusinya EBT,” ujarnya.
Untuk itu peran perusahaan menuntaskan elektrifikasi melalui program TJSL sangat diharapkan, seperti Pertamina membangun PLTMH di Dusun Saruan. “Pembangunan pembangkit listrik EBT juga bentuk kontribusi perusahaan menyukseskan transisi energi hijau,” ungkapnya. Setiap perusahaan diharapkan bisa meningkatkan bauran energi alternatif guna mewujudkan net zero emission (NZE). (fad)