https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Wong Palembang Ucap Alhamdulillah, Hujan yang Dinanti Akhirnya Tiba

Hujan mengguyur sebagian wilayah Palembang Rabu 18 Oktober 2023, Foto :Kris Samiaji/sumateraekspres.id--

BACA JUGA:Polres Lubuklinggau Gelar Salat Istisqa Kedua untuk Memohon Hujan

BACA JUGA:Usai Karhutla, Awas Banjir-Longsor. Prakiraan BMKG 21-23 Oktober Potensi Hujan

Sebaran potensi awan hujan ini cukup merata. sehingga diperkirakan pada 21, 22, dan 23 Oktober bisa hujan. Harapannya, berdampak baik terhadap upaya pemadaman karhutla. Utamanya di wilayah yang masih banyak titik api.

Di pekan terakhir Oktober, potensi hujan cukup banyak. Sementara potensi dan curah hujan November cukup merata.

“Insya Allah dengan kondisi curah hujan ini dapat menjadi jadi salah satu instrumen berakhirnya episode asap di Sumsel,” jelasnya usai audiensi dengan Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni, kemarin.

Wandayantolis menambahkan,  untuk fenomena El Nino masih akan bertahan hingga Februari 2024. “Tapi dari segi pola musim di Sumsel secara umum  Oktober nanti mulai masuk musim hujan.

BACA JUGA:Akhir Oktober Mulai Hujan

BACA JUGA:Kabut Asap Mengganggu, Minta Turun Hujan

Walaupun masih sporadis di beberapa wilayah,” tandasnya. Sebelum 20 Oktober, potensi pertumbuhan awan secara alami sangat kecil.

Tapi dengan dilakukannya teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan salat Istisqo, peluang tadi diharapkan bisa lebih besar.

Saat ini, pertumbuhan awan mulai muncul di atas wilayah Palembang dan sekitarnya. Hingga akhir Oktober, pertumbuhan awan itu meluas dari utara ke bagian selatan dan dari sisi barat hingga bagian timur.

“Sudah kami sampaikan kepada Pak Pj Gubernur, memasuki musim hujan kita sudah harus mengantisipasi masalah baru. Kiranya, di awal November sudah ada shifting status dari siaga karhutla ke siaga banjir dan longsor,” tuturnya.

BACA JUGA:Tak Kunjung Hujan, Gelar Salat Istisqo

Beberapa daerah rawan bencana hidrometeorologis di Sumsel harus mulai menyiapkan diri.  Utamanya wilayah dengan geografis dan topografi dataran tinggi,  serta daerah aliran sungai (DAS).

“Saat  kemarau ini banyak vegetasi yang mati atau terbakar sehingga daya ikat tanah menjadi lebih rendah. Ketika hujan turun, akan mudah tergerus menjadi erosi maupun  longsor,” bebernya.(kms)

Tag
Share