Suparno Djasmin Pimpin IMA Lagi, Hermawan dan Zulhas Soroti Banjir Produk Impor Murah
Musyawarah Nasional Indonesia Marketing Association (IMA) di Hotel Atlet Century Park Jakarta--
Dengan kembali terpilih untuk periode tiga tahun ke depan, Hermawan berharap Suparno bisa lebih banyak berkontribusi kepada perekonomian nasoinal.
BACA JUGA:FIX! Pukul 17.00 WIB Sore Ini TikTok Shop Tutup Layanan. Ini Alasannya
“Melihat antusias para anggota, saya menjadi semangat. Terlebih lagi, IMA bisa membawa small business berkembang lebih baik lagi,” imbuhnya.
Hermawan juga angkat bicara soal dampak tutupnya TikTok Shop sejak, Rabu 4 Oktober 2023 lantaran adanya pelarangan social commerce bertransaksi karena desakan para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Di mana para pedagang mengaku lapaknya menjadi sepi setelah platform tersebut beroperasi yang diperburuk dengan membanjirnya produk impor harga murah.
Sebagai pakar pemasaran sekaligus Founder & Chairman MCorp, Hermawan minta pemerintah tidak membela usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) secara membabi buta.
tBACA JUGA:3 Negara Pengguna TikTok Terbanyak di Dunia
Ia menilai, tuntutan menutup perdagangan online hanya sebagai dampak kegagalan dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Saya mengingatkan kepada Asia Council for Small Business (ACSB) untuk tidak menjadi gerakan yang membela small business secara membabi buta,” bebernya.
Kata Hermawan. tuntutan dari pelaku small business terkesan mengada-ada. Penyebabnya karena keengganan mereka memanfaatkan teknologi digital.
Dalihnya, adopsi digital membutuhkan modal besar sehingga sulit dilakukan.
BACA JUGA:Aturan Lengkap Pemerintah yang Melarang TikTok Jualan, TikTokers Wajib Baca
Untuk mengatasi masalah ini, para pelaku memang perlu diedukasi. Baik oleh pemerintah maupun asosiasi pengusaha.
Hermawan menambahkan, para pengusaha kecil itu perlu mengetahui strategi marketing yang semakin berkembang.
“Kalau pengusaha kecil tidak mengerti marketing ya pasti tidak bisa bersaing sehingga meminta perlindungan pemerintah mati-matian. Itu namanya bukan entrepreneur,” tegasnya.