https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Lepas Buaya Muara, Elang Brontok dan Sanca Kembang

*BKSDA Sumsel Selamatkan Populasi Satwa Liar

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Empat satwa liar kembali ke alam. Dua buaya muara (crocodylus porosus), seekor elang brontok (spizaetus cirrhatus),

dan ular sanca kembang (python reticulatus). Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel melepasliarkan hewan-hewan itu, 25 Juli 2023 lalu.

Lokasi pelepasan di kawasan Margasatwa (SM) Padang Sugihan, Kabupaten Banyuasin.

“Ini bentuk upaya kita menyelamatkan populasi satwa liar,” kata Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata, kemarin.

Kegiatan ini bentuk konsistensi pelaksanaan program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ‘Living in Harmony with Nature: Melestarikan Satwa Liar Milik Negara.

Menurutnya, empat satwa itu hasil serahan masyarakat dalam kurun waktu Maret-Juli 2023.

Sebelumnya, keempat satwa dititipkan di Pusat Rehabilitasi Satwa (PRS) Punti Kayu.

Tahap pelepasliaran ini merupakan rangkaian akhir dari proses. Mulai dari karantina, rehabilitasi, dan pemeriksaan kesehatan.

“Sampai kemudian satwa-satwa tersebut siap dan layak untuk kembali ke habibat alaminya," bebernya.

Ujang menerangkan, pemeriksaan kesehatan satwa meliputi kondisinya, apakah telah sehat secara fisik dan bebas dari penyakit.

Juga pemeriksaan sifat atau karakter liar satwa itu.

  Untuk lokasi pelepasan, kawasan SM Padang Sugihan kondisi vegetasinya masih relatif bagus.

"Karrena itu cocok untuk melepaskan keempat satwa liar itu. Masih terdapat aliran sungai kecil.

Pertimbangan lain, lokasi pelepasliaran tersebut relatif jauh dari pemukiman masyarakat," jelasnya.

Ini jadi rangkaian kegiatan BKSDA Sumsel Road to Hari Konservasi Alam Nasional 2023 yang puncak acaranya Oktober 2023 di TWA Tangkiling, Kalimantan Tengah.

“Harapan kita, empat satwa liar itu mampu beradaptasi di alam tanpa terancam perburuan sehingga kelestariannya dapat terjaga dengan baik,” pungkas Ujang.

Selain melepaskan keempat satwa, BKSDA Sumsel juga melakukan penanaman pohon jenis bintaro (cerbera manghas),

pulai (alstonia scholaris), meranti batu (parashorea aptera), belangeran (shorea balangeran), dan tembesu (cyrtophyllum fragrans)

"Lokasi penanaman pohon masih di kawasan SM Padang Sugihan, tidak jauh dari lokasi pelepasliaran satwa," katanya.

Kasi Konservasi SDA Ekosistem dan Perubahan Iklim Dinas Kehutanan (Dishut) Sumsel, Elva mengapresiasi kegiatan pelepasliaran empat satwa liar dan penanaman pohon oleh BKSDA.

“Semoga kegiatan ini menambah keanekaragaman hayati di Sumsel,” tandasnya. (nsw)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan