https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Perintis, Bukannya Pewaris

* Zewwy Salim, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Sumsel

* Bawa REI Sumsel Terbaik 1 se-Sumatera dan ke-5 se-Indonesia

Tokoh muda, energik, pergaulan luas dan bersahaja. Zewwy Salim. Kini memimpin DPD REI Sumsel. Sukses mengantarkan organisasi yang ia pimpin itu menjadi yang terbaik ke-5 secara nasional. Inspirasi dan kesuksesannya bisa jadi panutan untuk generasi muda Sumsel. Bertempat di kantornya di Jl Residen A Rozak, Ko Awi –sapaan akrabnya- menceritakan sekelumit karirnya hingga seperti sekarang. Ia mengawali karirnya di bidang properti 2005. "Saya seorang perintis, bukan pewaris," ujarnya. Kalimat itu pula yang kemudian menjadi tagline untuk diri serta perusahaan yang dia pimpin. Karirnya bermula sebagai karyawan salah satu distributor material bahan bangunan. Kemudian, Ko Awi mulai mengenal dunia properti.
“Sebab, dunia material bahan bangunan itu sangat dekat dengan bidang properti. Saya menjadi sales marketing. Bekerja dari toko ke toko, akhirnya dipercaya memegang market," bebernya.
Pada saat itu, pembangunan di Palembang tengah menggeliat. Banyak sekali. Terutama ruko atau rumah toko. BACA JUGA : RUJ 1986, Brand Jok Mobil Termahal di Palembang, Ini Sosok Ownernya "Dari situlah, saya banyak kenal dengan developer senior. Saya belajar menawarkan produk. Hingga tergerak hati saya menjadi seorang developer," jelasnya. Ternyata tidak mudah. Tapi berkat semangat dan kegigihannya, Ko Awi akhirnya mendapatkan pekerjaan untuk membuat perumahan. Sebagai subkontraktor. Berbekal ilmu marketing, saya banyak berkenalan dengan mandor, developer. “Kemudian memberanikan diri, minta pekerjaan subkontraktor kepada mereka. Itu lah awal sejarah 2005," jelas Ko Awi. Saat itu, ia dapat kepercayaan bangun 10 unit rumah. “Ketika itu, tempo pembayaran diatur. Rumah selesai baru dibayar. Ini merupakan tantangan awal,” tambahnya. Targetnya, rumah-rumah itu harus selesai dalam waktu singkat. Mulai banyak pelajaran yang ia dapatkan. “Jadi, kalau mau untung, harus tahu satu bangunan itu berapa,” katanya. Sebagai kontraktor, Ko Zewwy nyambi buka toko bangunan. Sehingga suplay bahan bangunan bisa ia penuhi sendiri. Lalu, kepercayaan kerjanya meningkat. Ko Zewwy lalu bangun 50 rumah. Berkembang menjadi 100 rumah. Selama proses itu, ia makin mengerti komposisi bahan bangunan per unit rumah.
Tak mau hanya di belakang meja. Dia tetap turun ke lapangan. Melihat langsung proses pembangunan rumah. “Dengan begitu, materialnya tetap terjaga. Kualitas rumah yang dibangun juga," ungkapnya.
Kemudian, Ko Zewwy kenalan dengan pimpinan sebuah bank bank. Pada 2006, ia mulai memberanikan diri mencari lahan dan mengembangkan bisnis property sendiri. Proyek pertama sebagai developer, pegang pembangunan 37 unit. “Di tahun itu, saya bergabung di REI," paparnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan