Prof Nyayu: Kematangan Berpikir dalam Beragama Kunci Harmoni Keberagamaan

Prof Nyayu: Kematangan Berpikir dalam Beragama Kunci Harmoni Keberagamaan PALEMBANG SUMATERAEKSPRES.ID —Kematangan berpikir dalam keberagamaan menjadi kunci penting bagi terciptanya harmoni dalam kehidupan beragama. Hal itu juga memperlihatkan bahwa agama hadir sebagai solusi terhadap masalah global. Bukan sebagai sumber masalah dalam kehidupan manusia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang. Dia menyebut itu ketika  menghadiri acara Sosialisasi Menuju ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (ASEAN IIDC) 2023  di Hotel Santika Premiere Bandara,  Palembang pada Senin, 10 Juli 2023. ASEAN IIDC 2023 adalah sebuah forum internasional di kawasan Asia Tenggara yang diinisiasi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Forum ini menjadi kelanjutan dari penyelenggaraan G20 Religion Forum (R20) 2022 dan Muktamar Internasional I Fikih Peradaban Februari lalu. BACA JUGA : Gelombang Kedua Pendaftaran PMB Jalur Mandiri UIN Raden Fatah Palembang Buka, Simak Jadwalnya! Ajang tersebut bertujuan menjadi panggung strategis bagi Indonesia dalam mendorong terciptanya stabilitas di kawasan Asia Tenggara, sambil juga mendukung stabilitas dan perdamaian global. Menurut Prof Nyayu,  untuk mencapai kedewasaan dalam beragama, diperlukan tiga hal penting, yaitu kemampuan untuk berpikir secara kritis, kreatif, dan otonom. Selain itu, penting juga memiliki perhatian yang luas terhadap hal-hal di luar diri sendiri. BACA JUGA : Unsri Terima 2.510 Peserta Serta tidak puas hanya dengan ritual verbalitas semata, tetapi juga berupaya mencari makna yang lebih dalam. "Sikap-sikap inilah yang menjadi dasar terciptanya sikap santun, toleransi, saling kasih sayang, dan saling menghormati," ungkap Prof. Nyayu sebagai narasumber ASEAN IIDC 2023.

Penting Miliki Pemahaman yang Benar

Menurutnya, untuk menciptakan sikap kedewasaan dalam beragama, penting juga memiliki pemahaman yang benar tentang agama. Oleh karena itu, para pemuka agama dan pemimpin organisasi masyarakat harus menyebarkan pemahaman dan praktik keagamaan yang benar. Guna menciptakan kehidupan beragama yang harmonis dan moderat di tengah keragaman bangsa Indonesia. Prof. Nyayu juga menambahkan bahwa untuk menjadikan agama sebagai solusi atas masalah global. Perlu sebuah upaya dialog perdamaian dan pencegahan konflik agar tidak terjadi dan meluas. Salah satu kuncinya adalah dengan memahami dan mengenali bahwa konflik-konflik terjadi. Karena dorongan agresif yang destruktif dalam diri manusia, yang timbul karena manusia kehilangan rasa cinta. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus menyebarkan keberagamaan beserta cinta kasih kepada setiap makhluk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan