https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Turunkan Stunting Signifikan, Bupati OKI Terima Tanda Jasa

*Satya Lencana Wira Karya 2023

KAYUAGUNG - Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H Iskandar SE, menerima tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya 2023.

Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya bersama jajaran Pemkab OKI dalam menurunkan stunting secara signifikan.

Dari 32,2 persen pada2021 menjadi 15,1 persen tahun 2022. Penurunan mencapai 17,1 persen.

Penghargaan langsung diserahkan Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin pada puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-30 di Lapangan Upacara Pemkab Banyuasin, Kamis (6/7.

Dalam sambutannya, Wapres mengatakan, stunting merupakan salah satu tanda masyarakat yang rapuh.

"Masyarakat yang rapuh ditandai dengan tingginya prevalensi stunting maupun karakteristik kerapuhan lainnya. Seperti sikap saling curiga, sulit bekerja sama, kurang memperjuangkan kejujuran, dan melapuknya nilai-nilai integritas.

Itu merupakan cermin dari keroposnya bangunan pada tingkat keluarga," bebernya.

Untuk itu, peran keluarga dalam mencetak generasi penerus bebas stunting perlu diperkuat.

"Prevalensi stunting di Indonesia saat ini mencapai 21,6 persen. Tahun 2024 prevalensi stunting ditargetkan menjadi 14 persen," tandasnya.

Bupati OKI, H Iskandar SE, mengatakan, penurunan stunting signifikan di Kabupaten OKI berkat upaya konvergensi seluruh stakeholder.

"Kita menggerakkan seluruh stakeholder dari tingkat desa hingga kabupaten. Perlu kerja kolektif untuk mengintervensi angka stunting," bebernya.

Iskandar mengatakan, awal kepemimpinannya, angka stunting di OKIĀ  tertinggi di Sumsel.

Menyentuh 36 persen pada 2016. Artinya, dari 5 kelahiran anak, 3 orangnya stunting. Berbagai langkah dilakukan untuk menurunkan itu.

"Kita mulai dari hulu, dengan mengedukasi para calon pengantin, remaja, dan pasangan usia subur agar mereka memeriksakan kesehatan atau menunda kehamilan jika berisiko," katanya.

Upaya konkret lain melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK). "Ada 1.806 personel TPK yang mendampingi keluarga beresiko stunting.

Mereka ini kader PKK, bidan desa, dan kader KB," paparnya. Selain sektor kesehatan, Pemkab OKI juga intervensi lewat program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Yakni pengembangan rumah pangan yang dibangun dalam suatu dusun, desa, dan kecamatan dengan memanfaatkan pekarangan.

Juga dukungan dari pemerintah dan desa terhadap ketersediaan sanitasi, air bersih serta insentif kepada para kader penggerak posyandu melalui Dana Desa (DD). Kerja kolektif itu tambah Iskandar, menghasilkan indikator positif berupa menurunnya angka stunting.

Juga menurunnya angka kematian ibu dan bayi menjadi 1 kasus. Pada 202, angka harapan hidup masyarakat OKI juga meningkat menjadi 69 tahun.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan