Banjir Bandang Rusak 8,5 Ha Sawah
*BPBD Salurkan Bantuan, Beri Layanan Kesehatan
SUMSEL - Banjir bandang pada enam wilayah Kecamatan Kisam Tinggi, Kabupaten OKU Selatan, Rabu (5/7) lalu tak hanya merenggut korban jiwa. Lahan pertanian masyarakat juga rusak.
Bayu Anggara, PPEP Kabupaten OKU Selatan (BPP Tebat Gabus Kecamatan Kisam Tinggi) dalam laporannya mengatakan, jika kerusakan persawahan yang rusak saat ini terhitung cukup banyak. "Jika dari data sementara ini, totalnya sekitar 8,5 hektare yang terdampak banjir," ungkapnya, kemarin (6/7).
Sawah yang rusak itu tersebar pada enam desa. Pada wilayah Desa Muara Payang sekitar 3 hektare.
Desa Siring Agung sekitar 2 hektare, Desa Kota Padang sekitar 1 hektare. Kemudian Desa Pajar Bulan sekitar 0,5 hektare, Desa Bandar Alam Lama sekitar 1 hektare, dan Desa Tenang sekitar 1 hektare.
“Ini belum pada wilayah kecamatan lain yang terdampak luapan air Sungai Saka,” ucapnya.
Seperti Kecamatan Muaradua Kisam, Buay Runjung, Buay Sandang Aji dan lainnya.
"Untuk yang enam desa di Kisam Tinggi ini, sawah-sawah itu seluruhnya tidak dalam menjalankan program dari Dinas Pertanian," bebernya.
Kepala Dinas Pertanian OKU Selatan, Syahtomi mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan hasil pengecekan kerusakan sawah di lokasi yang terdampak banjir.
"Belum dapat total seluruhnya kerusakan sawah. Sebagian petugas kita masih melakukan pengecekan di lapangan," jelasnya.
Sekretaris BPBD Sumsel, Iqbal Alisyahbana bersama jajaran kemarin menyalurkan bantuan Pemprov Sumsel kepada warga yang jadi korban banjir di OKU Selatan. BACA JUGA : Update Info Banjir Bandang OKU Selatan: Korban Bertambah jadi 6 Orang, 3 Hanyut Bersama Rumahnya
Juga berikan layanan kesehatan di posko darurat yang didirikan.
“Alhamdulillah, banjir sudah surut. Warga sudah mulai membersihkan dan memperbaiki rumah mereka yang rusak. Bantuan sudah disalurkan,” beber Iqbal.
Terpisah, saat debit air Sungai Are di lahat sedang tinggi, Rabu siang, seorang warga hanyut dan tenggelam.
Korban, Seteinhar (45) warga Desa Tanjung Bulan Kecamatan Tanjung Sakti.
Pukul 10.00 WIB kemarin, jasadnya ditemukan di pinggir aliran Sungai Are Desa Sumber Karya, Kecamatan Gumay.
Yang menemukan, anak korban sendiri, Pebri (22). Evakuasi sekitar pukul 13.30 WIB ke Desa Sumber Karya.
Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka di Desa Tanjung Bulan, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi oleh pihak keluarga untuk pemakaman.
"Sebelumnya korban terbawa arus Rabu siang," ujar Kapolres Lahat AKBP S Kunto Hartono SIK melalui Kasubsi Penmas, Aiptu Lispono SH. Kalakhar BPBD Lahat, H Ali Afandi menjelaskan, dari keterangan pihak keluarga, saat itu korban dan anaknya menyeberangi Sungai Are.
Mereka hendak pergi ke Pagaralam. Mengantarkan anaknya ke kampus.
Saat menyeberangi sungai, korban terpeleset dan akhirnya hanyut. Anak korban sempat mengejar bapaknya yang hanyut lewat air sampai radius 1 km.
Namun tidak terkejar dan akhirnya memilih menepi.
Anak korban terus mencari hingga akhirnya kemarin menemukan jasad ayahnya.
“Masyarakat harus lebih waspada dan menghentikan aktivitas di pinggir sungai saat debit air naik," imbuhnya.
Warga yang tinggal di bantaran sungai harus waspada. "Segera mengungsi bila air sungai meluap dan ikuti arahan petugas," tukasnya.