Sinergi Membangun Kemampuan Literasi Melalui Program Merdeka Belajar

Sinergi Membangun Kemampuan Literasi Melalui Program Merdeka Belajar Oleh : Sary Silvhiany, M.Pd., M.A., Ph.D (Dosen S2 Prodi Pendidikan Bahasa, Unsri) SUMATERAEKSPRES.ID - Literasi bukan hanya aktivitas akademik di sekolah tetapi merupakan keterampilan hidup yang sangat penting bagi bagi seseorang. Literasi meliputi kemampuan memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu agar dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat. Dengan fungsinya yang sangat krusial ini, tentu lah kita sangat prihatin dengan rendahnya kemampuan literasi siswa Indonesia. Kemampuan literasi siswa Indonesia yang salah satunya diukur melalui PISA (Program for International Student Assessment) sejak tahun 2000 sampai 2021, menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan. Rata – rata skor literasi siswa Indonesia pada PISA 2018 sangat jauh dibandingkan dengan siswa – siswa dari negara – negara lain. Dalam level membaca, 69,9% siswa yang ikut dalam asesmen ini menempati level 2 yang mengindikasikan kemampuan membaca rendah. Hasil ini menjadi peringatan bagi dunia pendidikan untuk memikirkan solusi dalam meningkatkan kemampuan literasi anak – anak Indonesia; generasi emas penerus pembangunan bangsa. BACA JUGA : Persaingan Ketat! Ujian Mandiri Unsri Hanya Terima 2.565 Mahasiswa, Berapa yang Bakal Gagal? FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) sebagai garda terdepan dalam peningkatan kualitas pendidikan, ikut bergotong royong meningkatkan mutu literasi anak – anak Indonesia. Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka memberikan fleksibilitas bagi civitas akademika FKIP Unsri untuk merancang pembelajaran yang berdampak langsung bagi masyarakat. Salah satu program yang telah dilakukan adalah service learning project melaui pilar Pengabdian Kepada Masyarakat. Kegiatan ini mengintegrasikan penelitian, pengabdian, dan perkuliahan praktik.

 Mahasiswa FKIP Pendidikan Bahasa Inggris UNSRI bersama dosen-dosen mengangkat isu literacy loss:

BACA JUGA : Jelang Pengumuman, Begini Cara Penetapan Kelulusan SMB Polsri kondisi penurunan kemampuan literasi akibat terbatasnya akses pendidikan dan bacaan, terutama pada siswa berlatar belakang sosioekonomi rendah. Fokus utama adalah anak – anak marjinal yang tinggal di wilayah Sungai Rengas yang kesulitan akses terhadap pendidikan terutama pada saat pandemi. Jaringan internet yang tidak memadai dan kurangnya kemampuan eknonomi keluarga membuat mereka tidak dapat memenuhi tuntutan pembelajaran daring. Akibatnya, kemampuan literasi mereka yang rendah menjadi makin terpuruk. Selama 3 bulan, delapan orang mahasiswa memberikan literacy mentoring kepada siswa kelas 4 sampai 8 yang terindikasi memiliki kemampuan membaca di bawah level seharusnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan