Stunting Sumsel Turun Signifikan
Editor: dedesumeks
|
Selasa , 27 Jun 2023 - 20:15
*Terbanyak dalam Sejarah
PALEMBANG - Pemerintah terus mendorong penurunan angka stunting di Provinsi Sumsel. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Hasto Wardoyo, mengatakan, stunting menjadi program yang sangat diperhatikan pemerintah dan Sumsel sendiri berhasil menurunkan angka stunting."Kami berusaha mendatangkan Presiden Joko Widodo pada 6 Juli nanti supaya memberikan mengapresiasi kepada Sumsel yang mampu menurunkan angka stunting tertinggi," katanya pada acara program Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting di Hotel Novotel, kemarin.Dia menerangkan keberhasilan Sumsel karena kiprah Pemprov Sumsel yang memberikan makanan tambahan, menggelar berbagai kegiatan penanganan stunting, menyiapkan anggaran khusus. Dari sisi lingkungan, adanya gerakan memperhatikan kesehatan lingkungan seperti air bersih dan sanitasi bagi masyarakat. Persentase stunting terbesar di Indonesia berada di daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi, sementara ekonomi dan pendidikannya juga rendah. Beberapa daerah itu Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, dan Papua. “Itu (daerah) yang presentase stuntingnya di atas 30 persen,” tutur Wardoyo. Dia menyebut instrumen penyebab stunting beragam. Selain pengaruh gizi dan kehamilan usia dini, ibu hamil dengan usia di atas 30 tahun juga beresiko melahirkan anak stunting.
“Kabar baiknya angka perempuan menikah usia dini (di bawah 20 tahun) sudah mulai menurun. Tapi perempuan menikah di atas 30 tahun juga mulai banyak,” tambahnya.Kondisi itu, kata dia, juga sangat berbahaya karena proses melahirkan ketika sang ibu berusia di atas 30 tahun bisa berisiko stunting. “Kami masih terus melakukan berbagai upaya menurunkan angka stunting termasuk melibatkan para pengusaha, peran swasta, dan instansi- di setiap daerah,” jelasnya. Sesuai instruksi presiden, pihaknya melibatkan semua pihak ke dalam program mulai dari pengusaha, swasta, TNI, Polri termasuk produsen obat seperti Dexa Medica. Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengatakan Dexa Medica Group sangat luar biasa karenya punya program edukasi stunting pada bidan-bidan praktek mandiri. "Ini tentu sangat membantu Pemerintah dalam mentraining para pasukan garda terdepan negara ini sebagai pelayan para bumil dan anak anak khususnya di desa desa," tuturnya. Menurutnya, praktik bidan mandiri ini tentu perlu juga dibekali ilmu-ilmu dan silaturahmi agar bisa bertukar pengalaman dari daerah ke daerah sehingga update skill terjadi mengingat saat ini dunia selalu berkembang. "Harapannya perhatian ini bisa terus dilakukan oleh Dexa Medica melalui program dan obat," papar dia. Sejauh ini, lanjutnya, program pencegahan dan penurunan angka stunting di Sumsel terus dilakukan dan berhasil.
Stunting di Sumsel terbaik se-nasional dan ini harus dipertahankan sebagai sebuah prestasi dengan cara kolaborasi. "Angka stunting Sumsel turun sebelumnya dari 24,8 persen menjadi 18,6 persen. Ini penurunan terbanyak dalam sejarah," ungkap dia.Marketing and Sales Director of Consumer Health Dexa Medica, Maret Yudianto, mengatakan, pihaknya sangat men-supppot Pemerintah dalam menurunkan angka stunting. Untuk mendorong itu, pihaknya bekerja sama dengan BKKBN memberikan edukasi dan pemaham ke para bidan.
"Kami juga bekerja sama dengan BKKBN Pusat, mengundang seribu bidan aktif di Sumsel untuk diedukasi dan intervensi terkait stunting," papar dia.Disamping, kata dia, Dexa Medica pun telah meluncurkan produk memperlancar ASI. Salah satu produk unggulannya Herbal Asimor yang merupakan produk pelancar ASI dari bahan baku ikan gabus, daun torbangun dan katu yang memang terbukti meningkatan kualitas dan kuantitas ibu-ibu menyusui. Direktur Corporate Affairs Dexa Group, Tarcisius Tanto Randy, menjelaskan, pihaknya mendukung berbagai program pemerintah, termasuk di dalamnya upaya penanganan stunting. Salah satu yang dilakukan di Sumsel lewat edukasi dan intervensi stunting terhadap 1.000 bidan aktif. (yun/fad)