https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Minta Ketegasan Pemerintah

*Aksi Blokir Batubara Berlanjut

MUARA ENIM - Aksi pemblokiran jalan terhadap truk angkutan batubara di Desa Lingga Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim  hingga kemarin (12/6) terus berlanjut.

Aksi ini  dilakukan warga buntut dari kecelakaan lalu lintas yang menelan korban jiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.

Awalnya, aksi hanya di Desa Lingga Jaya. Tapi sekarang aksi semakin meluas.

Setidaknya ada tiga titik yakni Jembatan Desa Lingga, Tugu Monpera dan Karang Asem Desa Keban Agung. Ketiga titik itu merupakan jalur angkutan batubara.

Secara bergantian, warga melakukan penjagaan selama 1 x 24 jam. Jika ada kendaraan truk angkutan batubara yang melintas,  langsung diminta putar balik.

Sejumlah aparat kepolisian dari TNI terlihat siaga dan memonitor.

"Aksi kami ini adalah spontan karena sudah muak dengan sepak terjang angkutan batubara dan kecewa dengan pemerintah yang terkesen seperti tutup mata," ujar Amat Nangwi, tokoh masyarakat Desa Lingga.

Menurutnya, sejak terbitnya peraturan tentang larangan angkutan batu bara melalui jalan umum berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Sumsel No 74 Tahun 2018 tentang Pencabutan Pergub Nomor 23 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengangkutan Batu Bara Melalui Jalan Umum,

masyarakat senang dan sangat mendukung. Sebab yang paling menderita adalah masyarakat di sepanjang Jalinsumteng terkhusus Muara Enim dan Lahat.

Namun ternyata masih ada konpensasi yang tidak jelas kapan masa konvensasi tersebut berlaku.

"Kami masyarakat seperti di permainkan, jika dilarang harus konsisten dilarang tanpa embel-embel apapun.

Sebab aturan jelas angkutan batubara harus melalui jalan khusus batubara.

Jadi wajar sekarang masyarakat mempertanyakan aturan tersebut dan sejauhmana keseriusan pemerintah merealisasikannya," tegasnya.

Sejak batubara diangkut dengan truk melalui Jalinsumteng, nyaris tidak ada untungnya bagi masyarakat.

"Kami harus mengisap debu batubara yang sangat berbahaya bagi kesehatan, kemacetan lalulintas,

kecelakaan lalulintas juga sering menimbulkan korban jiwa dan dan kerugian lainnya," tegasnya

Pj Bupati Muara Enim Ahmad Usmarwi Kaffah, mengatakan, dirinya sudah memprediksi aksi pemblokiran angkutan batubara oleh masyarakat tersebut lambat laun akan terjadi. 

‘’Sebab akibat operasional angkutan batubara melintas Jalinsumteng tersebut memang sering dikeluhkan dan menganggu aktivitas masyarakat," terangnya.

Karenanya, dirinya bersama pihak terkait mencarikan solusi pembuatan Jalan khusus batubara.

"Beberapa perusahaan tambang batubara sudah menyatakan sepakat jalan khusus batubara tersebut melintas di IUP masing-masing hanya tinggal PTBA yang belum mengizinkan untuk melintas dalam IUP sekitar 9 km,”katanya

Jika semuanya telah sepakat, lanjutnya, maka pembangunan jalan tersebut sudah bisa dimulai. Lalu permasalahan angkutan batubara yang melintasi Jalinsum dengan sendirinya teratasi.

"Solusi ini tercapai jika didukung semua pihak terutama PTBA. Nanti di RUPS PTBA di Jakarta, saya akan berbicara lantang ke pihak terkait atas permasalahan tersebut," tegasnya. (way).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan