Cek Perusahaan Absen Apel Siaga Karhutla

*Polres Muba Bagikan Kepyok dan Jet shooter

PALI – Apel kesiapsiagaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Selasa (6/6), membuat Wakil Bupati PALI Drs H Soemarjono, merasa kecewa. Sebab, banyak perusahaan perkebunan yang tidak hadir. Meski sudah di undang BPBD Kabupaten PALI selaku leading sector. “Saya sudah sampaikan ke BPBD, perusahaan mana saja yang di undang dan yang hadir,” cetus Soemarjono, pada apel di lapangan terbang eks Stanvac, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, kemarin. Sebab, yang terlihat hanya dua perusahaan perkebunan yang ikut apel. PT Musi Hutan Persada (MHP) dan PT Surya Agro Langgeng. Sementara PT Pertamina, baru menyusul datang setelah apel mulai pagi kemarin.
Dia membandingkan dengan personel TNI dan Polri, yang disiplin mengikuti apel. “Tadi saya sudah minta ke Pak Kapolres, Pak Kajari dan Kodim, untuk sama-sama ke lapangan. Mengecek bagaimana kesiapan perusahaan-perusahaan itu (yang tidak hadir)," tegasnya.
Apakah perusahaan tersebut sudah memiliki alat pemadam kabakaran dan kesiapan personelnya. Mengingat perusahaan-perusahaan perkebunan itu memiliki lahan yang luas di PALI. “Jangan saling menyalahkan kalau sudah terjadi karhutla,” cetusnya. Karena itu, sambung Soemarjono, pentingnya berkolaborasi dan saling ketergantungan dalam mengantisipasi dan mengatasi karhutla ini. “Karhutla tidak mengenal batasan wilayah. Baik itu hutan lindung, kawasan maupun perkebunan besar atau kecil,” ulasnya. Maka, seluruh stakeholder perlu kerja sama dan koordinasi. “Presiden RI Joko Widodo sudah tegas. Akan mencabut izin perusahaan jika lahannya terbakar. Maka perusahaan harus lebih tanggap dalam mengantisipasi karhutla," pintanya.
Kepala Pelaksana BPBD PALI, Ahmad Hidayat, mengatakan apel kesiapsiagaan karhutla terdiri dari BPBD, Polri, TNI, Pemadam Kebakaran, Satpol-PP, Dishub, pihak kecamatan, Tagana, Manggala Agni serta dari perusahaan-perusahaan. “Jumlah keseluruhan personel mencapai 400 orang,” ujarnya.
Kata dia, sebagian besar masyarakat Kabupaten PALI, merupakan petani. Baik petani karet maupun sawit, yang mempunyai kebiasaan membuka lahan dengan cara membakar. “Bencana itu bisa disebakan oleh alam atau oleh manusia. Tapi saat kemarau sering terjadi karhutla. Makanya perlu kita antisipasi terlebih dahulu," imbuhnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan