Mampu Panen Hingga 20 Kali
*Hasil Menjanjikan, Pemasaran Aman
MUARADUA - Efek mengikuti program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), kini terus terasa.
Yang jelas banyak manfaat yang dirasakan warga. Inilah yang dirasakan langsung Kepala Desa Ruos Kecamatan Buay Rawan OKU Selatan Roli Yansah.
Sejak beberapa tahun belakang ini, Kepala Desa (Kades) Ruos, Buay Rawan, ini memanfaatkan lahan tidur untuk bercocok tanam berbagai macam jenis untuk mendapatkan tambahan.
Lahan tersebut sebelumnya memang merupakan lahan tidur. Lahan yang hanya dipenuhi semak belukar.
Lalu, sejak Januari 2023 terakhir ini dirinya melakukan budidaya tanaman terong ronggo.
Hasilnya pun cukup menjanjikan. Saat tanaman berusia 2,5 bulan setelah tanam, tanaman ini sudah mulai membuahkan hasil.
Tak tanggung-tanggung, hasil yang didapat sangat menyenangkan. Dari lahan yang ditanami terong Roli mampu panen hingga puluhan ton.
Terong jenis Ringgo itu sendiri dia tanam dilahan kosong seluas 1,5 Hektarr.
Lahan ini berlokasi didepan kantor tempatnya bertugas di Desa Ruos tersebut. Lahan tersebut merupakan lahan milik Pemda OKU Selatan.
Dirinya pun sebelum mengolah lahan tersebut, terlebih dahulu meminta izin pada Pemda OKU Selatan.
‘’Alhamdulillah Pemda OKUS memberikan izin dan memperbolehkan lahan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan perkebunan,’’ katanya.
Baru-baru ini, lanjutnya, dalam sehari mampu mendapatkan 8 kwintal.
Soal penjualan tak terlalou sulit. Pengepul datang langsung ke kebun. Harganya berkisar antara Rp2.500 hingga Rp3.000 per kg.
‘’Alhamdulillah, kita tak kesulitan untuk memasarkan terong ini. Pengepul dari Simpang datang ke kebun untuk membeli hasil panen,’’ katanya disela-sela panen.
Dia mengatakan, hasil panen memang sudah dilakukan sortir. Lantaran panen ini merupakan panen yang ke 20 sejak ditanam.
Selain itu pohon juga sudah mulai menua. “Kalau efektifnya mulai dari tanam umur 2,5 tahun mulai panen, umur 3 bulan itu yang efektif, tapi ini nanti masih dapat panen disekitar 3-4 kali lagi,” terangnya.
Mengenai perawatan dirinya mengaku untuk penanaman terong ini lebih rumit dibandingkan tanaman jagung.
Karena harus rajin melakukan pemupukan, penyemprotan dan harus ditunggu terus. ‘’Ini sudah termasuk usia tua, jadi kalau sudah habis ini nanti harus diganti dengan tanaman lain,’’ katanya.
Dirinya belum mengetahui akan menanam tanaman apa lagi di lahan tersebut. Karena ketentuannya tak boleh tanam ulang.
‘’Kita akan menanam tanaman lain dulu, baru setelah itu dilakukan penanaman terong lagi,’’ ujarnya.
Pola rotasi tanam atau menggilir tanaman dalam satu kali periode tanam memiliki banyak manfaat bagi para petani maupun kesuburan lahan. Meski cara ini sepintas sederhana dan sudah diterapkan sejak dahulu, namun masih efektif hingga saat ini.
Bahkan menjadi rekomendasi dalam menghadapi masa paceklik dan mampu mengurangi risiko gagal panen.
Rotasi tanaman yang dilakukan ini memang memiliki manfaat dan tujuan.
Rotasi tanaman diketahui bermanfaat bagi tanah. Elemen utama dari rotasi tanaman adalah pengembalian nutrisi nitrogen melalui tanaman legum setelah penanaman tumbuhan serealia dan sejenisnya.
Rotasi tanaman juga mencegah terakumulasinya patogen dan hama yang sering menyerang satu spesies saja.
Rotasi tanaman juga meningkatkan kualitas struktur tanah dan mempertahankan kesuburan dengan melakukan pergantian antara tanaman berakar dalam dengan tanaman berakar dangkal. Rotasi tanaman merupakan bagian dari polikultur.
Pada beberapa sistem budidaya tanaman organik, rotasi tanaman sangat direkomendasikan. Beberapa keunggulan rotasi tanaman adalah mampu mengurangi intensitas serangan hama atau penyakit, meningkatkan kesuburan tanah, serta mampu membentuk ekosistem mikro yang stabil.
Selain itu, di dalam dunia agribisnis pada beberapa jenis komoditas terutama jenis sayuran mampu memenuhi permintaan pasar yang diinginkan. (end)