Hadirkan Layanan Tumbuh Kembang Anak
*Sedia Terapi Wicara hingga Latihan Berjalan
PALEMBANG- Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya tak hanya fokus pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum, tapi juga layanan tumbuh kembang anak.
Terbukti dengan hadirnya layanan baru Palembang Integrated Child Centre (PICC).
Direktur RS Siloam Sriwijaya Palembang, dr Bona Fernando menjelaskan ada beberapa alasan mengapa pihaknya tertarik membuka layanan tumbuh kembang anak.
“Pertama karena RS yang fokus tumbuh kembang anak belum ada, kebanyakan klinik di Sumsel. Jadi kita sekarang dengan fisio terapis kita yang ada, juga spesialisasi anak, kita ada terapi wicara, terapi okupasi dengan empat ruangan khusus sehingga mereka bisa one and one dengan fisio terapisnya, bisa latihan.
Kita juga punya alat-alat, semua lengkap untuk latihan berjalan," ujarnya, kemarin.
Dikatakan, layanan PICC merupakan pelayanan baru dan pertama kali yang dibuka di RS Siloam Sriwijaya Palembang.
"Ini sebenarnya layanan anak yang terintegrasi. Kenapa saya bilang terintegrasi karena dulu pada waktu kita di lantai dua dengan ruang yang terbatas, layanannya pisah-pisah misalnya anak sakit terus dia harus di-nebu (nebulizer) ke lantai 8," katanya.
Dengan adanya PICC ini pihaknya ingin menciptakan suasana nyaman untuk anak dan orang tua.
"Jadi saat anaknya sakit, kontrol ke dokter, kasir, sama front office semuanya sudah ada di PICC. Mau nelpon-nelponnya di sini, mau ke dokter gigi, dokternya ada di sini.
Mau ambil obat, obatnya di sini, mau fisio terapi, fisio terapinya ada di sini. Jadi semuanya di satu tempat," ungkapnya.
Selama ini, pengobatan terapi tumbuh kembang anak umumnya harus dibawa ke RS di luar Kota Palembang, karena tidak semua RS punya fasilitas terapi tumbuh kembang anak.
“Dulunya RS Siloam Sriwijaya Palembang tidak punya layanan tumbuh kembang dan terapi wicara. Cuma kita melihat kebutuhannya.
Korporat dan asuransi sering nanya, akhirnya kita tambah satu.
Begitu ditambah satu nggak cukup karena tumbuh kembang tidak cuma lima menit, ketemunya bisa setengah jam lebih satu sesi. Jadi waiting list-nya panjang,” bebernya.
Akhirnya ditambah lagi dan lagi sehingga sampai sekarang ada empat terapi wicara.
“Itu pun waiting list-nya masih padat, sehingga kita bilang ini kayaknya penting karena beberapa pasien yang saya temui justru ke Jakarta untuk terapi," jelasnya.
Mengenai anak yang mengalami speech delay, lanjutnya, ada beberapa yang mengalami kesulitan berbicara hingga anak mulai beranjak remaja.
"Padahal kalau diobati secara dini bisa disembuhkan," ucapnya. Itulah kelemahan kadang-kadang orang tua kalau masih kecil merasa biasa saja.
Sehingga mereka yang datang ke sini kadang-kadang anaknya sudah usia 4-5 tahun. Padahal lebih bagus kalau sudah terdeteksi dari awal. (nni/fad/)