https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Simbol Penyucian Diri, Gelar Ritual Yi Fo

*Simbol Sucikan Diri Sendiri

PALEMBANG - Sebagai bentuk penyucian diri menyambut hari Trisuci Waisak pada 4 Juni mendatang tersebut, ratusan umat Buddha yang tergabung dalam Keluarga Budhayana Indonesia (KBI) Sumsel melak-sanakan ritual Yi Fo atau mencurahkan air pada patung atau rupang bayi Buddha yang dilak-sanakan di Pusdiklat Budhayana Sriwijaya (PBS) Palembang, belum lama ini. Yang mana, ritual yang dimulai bhiksu atau bhante Sangha Agung Indonesia (Sagin), dilakukan sekitar pukul 19.00 wib yang diiringi lantunan doa dan jua pembacaan sutera dan varita tersebut. Setelah para bhante melak-sanakannya dilanjutkan pe-ngurus Yayasan Teratai Budhayana dan umat yang hadir ketika itu. Adapun, ritual Yi Fo ini sendiri jadi simbol untuk mensucikan dirinya yang dilakukan menjelang perayaan Trisuci Waisak tersebut.
“Pencurahan air suci dan wangi pada rupang Buddha tersebut, sebagai tanda penyucian diri dari karma kotor serta perbuatan tidak baik lainnya yang satu tahun terakhir dilaksanakan. Sehingga nantinya saat merayakan Waisak sudah siap secara lahir serta batin tersebut,” ujar Pembina Yayasan Teratai Budhayana, Sukartek.
BACA JUGA : Ritual Memohon Berkah Tidak hanya itu, dijelaskannya didampingi Ketua Panitia, Djoni dan juga Ketua PBS, Sujarwoto bahwasanya hal ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh umat beberapa hari dari perayaan Waisak itu sendiri. Dengan kata lain, supaya umat merayakan Waisak sudah kembali bersih dan semua karma negatif hilang dan dibersihkan.
“Karena itu, sebelumnya Yi Fo digelar, umat terlebih dahulu dilibatkan untuk membaca doa, varita dan sutera. Hal ini tidak lain, untuk memastikan kita semua mensucikan diri. Namun begitu bukan berarti dengan melaksanakan Yi Fo tersebut, kita bisa berbuat melebihi aturan dan bisa lebih mawas diri serta meneladani ajaran Buddha di kehidupan sehari-hari,” bebernya.
Ketua PBS Palembang, Sujarwoto saat dibincangi menyebutkan, pencurahan air wangi dan suci ini sendiri menjadi simbol bagi diri setiap umat. Dimana di dalam diri umat, memiliki benih dan bibit sang Buddha tersebut. ”Harus disiram agar tetap tumbuh dan berkembang dan bersih dari semua perbuatan negatif yang ada di dalam diri. Setiap umat yang akan melakukan Yi Fo, niatkan di dirinya itu bahwasanya semua ini dilakukan tidak lain untuk menyucikan diri sendiri via rupang Buddha tersebut,” tukasnya. (afi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan