Mulai Pusing Karhutla

*Terjadi di Muratara, Ogan Ilir dan OKUS

*Pada Lahan Gambut dan Kebun

SUMSEL – Panas terik yang melanda wilayah Sumsel mulai menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Setidaknya, sudah terjadi di Kabupaten Muratara, Ogan Ilir dan OKU Selatan (OKUS). Untuk Muratara, satuan tugas (satgas) karhutla sempat dipusingkan dengan terdeteksinya lima titik panas (hotspot). Sebarannya, pada Desa Ramban dan Desa Sukomoro Rawas Ulu, Desa Rantau Kadam Karang Dapo, Embacang Ilir Karang Jaya, dan Desa Kerani Jaya Nibung. “Mayoritas pembakaran lahan masih dilakukan warga untuk membuka lahan. Kami tegaskan akan ditindak tegas secara hukum masyarakat yang membakar lahan,” ujar Kapolres Muratara AKBP Ferly Rosa Putra didampingi Kabag Ops Polres Muratara, Kompol Dedi Rahmad Hidayat, kemarin. BACA JUGA : Tips : Mengatur Keuangan Lebih Bijak Upaya yang sudah dilakukan, pemadaman secara langsung menggunakan racun api, pasang police line, dan mengidentifikasi identitas pemilik lahan, sekaligus pelaku pembakaran lahan. Untuk luas areal yang terbakar mulai 1 hektar hingga 3 hektar di satu hotspot. Diduga asal karhutla, kabut pekat terpantau sepanjang Jalinsum Muratara, hingga ke Desa Noman Baru pada pagi hari, pukul 06.00 WIB. BACA JUGA : Hb Rendah, Seorang JCH Dipantau Hingga Kamis (25/6) pukul 17.00 WIB, terpantau ada 23 hotspot di Muratara. Kepala BPBD Muratara H Zaenal Arifin mengungkapkan rasa kecewanya terhadap oknum warga Muratara yang masih melakukan pembakaran lahan untuk membuka kebun. “Berhentilah membakar lahan,” cetusnya. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, untuk memonitor langsung kemunculan hotspot. Baik TNI, Polri, Pol PP, maupun pihak swasta (perusahaan, red). Di Kabupaten Ogan Ilir karhutla terjadi pada lahan arah PT RMK Desa Sungai Rambutan, kecamatan Indralaya Utara. Terpantau Rabu (24/5) lalu, sekitar pukul 13.30 WIB. Kepala Pelaksana BPBD Ogan Ilir, Edi Rahmat mengatakan berkat kerja sama personel di lapangan, tim mampu memadamkan api. “Luas lahan yang terbakar mencapai 4 hektar. Personel mampu memadamkan 1 hektar,” ujar Edi. Menurutnya, tipe vegetasi lahan yang terbakar kali ini adalah jenis gambut. Berbeda dengan jenis lahan semak pada umumnya, pemadaman perlu dilakukan lebih ekstra. Karena setelah padam, ada kemungkinan dapat timbul karhutla susulan. “Karena gambut di bawah tanah masih terbakar dan belum padam sepenuhnya. Upaya pemadaman juga sedikit terkendala, karena banyak genangan air saat mencapai titik lokasi kebakaran,” jelasnya. Di Muara Dua, Kabupatan OKU Selatan (OKUS) terpantau 2 hotspot yang berpotensi terjadinya karhutla. “2 hotspot itu hasil pantauan satelit BRIN Fire Hotspot 24 jam terakhir, per 26 Mei 2023,” ujar Kepala BPBD OKU Selatan, Koni Rami. Dua titik itu di Desa Ruos Kecamatan Buay Rawan. Kebakaran terjadi di lahan perkebunan jagung dengan luas 1 hektar. “Tapi titik api masuk kategori sedang,” cetusnya. Sedangkan yang terbakar tersebut lahan non gambut. Di OKI, tiga hari terakhir belum terpantau hotspot. Tapi air yang merendam lahan gambut mulai berkurang. “Alhamdulillah belum terjadi karhutla,” beber Kepala Manggala Agni Daops XVII OKI, Edi Satriawan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan