https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Rumah Subsidi Bakal Rp160 Jutaan

 

Developer Target Penjualan 17 Ribu Unit di Sumsel

Berharap Stimulus Berlanjut

PALEMBANG  - Potensi bisnis perumahan semakin membaik. Pengembang pun makin optimistis. Tahun ini, para developer yang tergabung dalam DPD Realestat Indonesia (REI) Sumsel menargetkan penjualan 17 ribu unit. Angka itu meningkat dibanding 2022.

"Tahun 2022 penjualan mencapai 13.149 unit dengan total Rp 1,407 triliun. Porsinya 80% rumah subsidi dan 20% hunian komersial. Walau tidak capai target 15 ribu unit, tapi tumbuh,”kata Ketua DPD REI Sumsel, Zewwy Salim, kemarin (14/1). Menurut dia, target tahun ini dinaikkan lantaran backlog perumahan Sumsel yang masih terlampau besar. Baca juga : Soal Rumah Subsidi, Sumsel Nomor Satu di Pulau Sumatera

Ditambah lagi ada penambahan kuota rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Jika tahun lalu se-Indonesia dialokasikan 200 ribu unit, maka 2023 ini naik menjadi 220 ribu unit. Hal ini membuat pengembang semakin semangat. Apalagi, tahun ini harga rumah subsidi akan naik.

Menurut Zewwy, kenaikan harga rumah subsidi sekitar 7 persen dibandingkan harga lama Rp.152.500.000 . "Artinya, harga baru nantinya jadi Rp.160.700,000," bebernya. Hanya saja, kenaikan ini masih menunggu keputusan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). "Masih menunggu regulasi resmi, juklak dan juknisnya terlebih dahulu," ungkap dia.

Zewwy mengaku, penjualan properti seperti tahun lalu juga terbantu dengan adanya insentif dari pemerintah. Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung  Pemeritan (PPN DTP) untuk sektor properti yang diluncurkan pemerintah sejak 2021. Namun, insentif tersebut telah berakhir pada 31 September 2022 lalu. Baca juga :  Center Park Point Pakai Konsep Green Area

Padahal, dengan adanya insentif itu, konsumen sangat terbantu dengan adanya potongan 50 persen dari uang muka (DP ) yang harus mereka bayar.  “Sebaiknya pemberian insentif dilanjutkan lagi pada 2023 ini. Sebab, kemudahan pajak dan regulasi dinilai efektif dalam mendorong penjualan property. Kalau tidak ada stimulus, kami yakin properti 2023 akan stagnan," tegasnya.

Apalagi di Sumsel, menurut Zewwy, pengembang di provinsi ini sudah terbiasa dengan stimulus yang diberikan. Konsumen yang paling banyak memanfaatkan stimulus PPN DTP adalah ASN, karyawan BUMN dan swasta. Secara harga, rumah di bawah Rp500 juta menjadi yang paling diminati. Permintaan  rumah di segmen ini terus meningkat, terutama di Kota Palembang dan sekitarnya. Baca juga : Ayo Cepat! Pemilik BPJS Kesehatan Bisa Dapat Bansos PKH Rp 2 Juta, Ini Syaratnya

REI Sumsel mendesak pemerintah  menaikkan harga dan memberikan kemudahan di perbankan agar penyerapan di kabupaten/kota bisa lebih banyak. Karena belum adanya kepastian kenaikan harga dari pemerintah pusat, para developer menurunkan volume pembangunan.

Untuk wilayah Palembang dan sekitarnya, kawasan Talang Jambe, Talang Keramat,  Tanjung Barangan serta Borang masih menjadi fokus lokasi pembangunan rumah subsidi oleh anggota pengembang REI Sumsel. Sesuai regulasi sekarang ini, rumah FLPP minimal luas tanahnya 60 meter persegi dan maksimal 100 meter persegi. Baca juga : Pengguna Aplikasi ini Bisa Dapat Saldo DANA Rp 500 Ribu, Cairnya Cepat

Zewwy berharap ada juga kemudahan pemasangan jaringan listrik ke lokasi perumahan dari PLN. Selama ini memberatkan biaya investasi pengembang baik untuk rumah subsidi maupun komersil.

Terpisah, Sekretaris DPD Pengembang Indonesia (PI) Sumsel, H Eftiyani SH mengatakan,  perizinan masih berbelit-belit dan memakan waktu lama. “Semuanya telah kami sampaikan saat audiensi dengan Pak Walikota Palembang Harnojoyo beberapa waktu lalu," sebutnya.

Masalah itu, mulai dari pemahaman tentang izin penimbunan, pengesahan site plan baik dari sisi prosedur hingga tak konsistennya pemberlakuan SIM PBG.. "Semestinya jika semua dilakukan by system perizinannya terbit paling lama 28 hari. Tapi yang terjadi justru baru selesai lebih dari sebulan," keluh Eftiyani. Baca juga : Inilah 10 Sekolah Kedinasan Populer dan Paling Diminati. Ada Jaminan Status PNS, Karier Jelas, hingga Dapat Uang Saku

Developer yang hendak ajukan permohonan pembuatan perumahan yang harus menyiapkan kolam retensi minimal 40 persen. Itu juga sangat memberatkan. Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan Indonesia (Apersi) Sumsel, Ir H Syamsu Rusman menambahkan, dari 207 ribu rumah secara nasional, masih belum terjual seluruhnya.

Masyarakat selaku konsumen rumah subsidi perlu diberikan edukasi terkait perbedaan pogram FLPP dan BP2BT. FLPP bunganya flat 5 persen hingga akhir kredit. Hanya untuk konsumen yang memiliki fix income (pendapatan tetap). Baca juga : Bocor ! Ini Kisi-Kisi Soal Seleksi Masuk PTN

Program BP2BT, uang muka yang dikhususnya bagi MBR yang non- fix income. Syamsu menambahkan, harga rumah subsidi butuh penyesuaian. “Harga material bangunan sudah beberapa kali naik. Kalau harga rumah tidak naik, makin banyak developer gulung tikar," pungkasnya.

Pengembang perumahan di kabupaten/kota lain juga menantikan kenaikan harga rumah subsidi. "Kalau untuk harga, memang ada wacana akan naik. Kita menunggu itu," kata Jessica, salah-satu developer perumahan di kota Prabumulih. Menurutnya, sudah warga harga rumah naik mengingat bahan bangunan semua naik drastis.

Untuk penjualan, Jessica menyebutkan, di awal semester pertama 2022 masih tersendat. Tapi masuk semester dua penjualan semakin membaik. "Secara keseluruhan,  tahun lalu sangat baik setelah PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) selesai,banyak rumah terbangun," sambungnya.

Lebih lanjut, developer yang sudah mempunyai dua cabang perumahan subsidi dan perumahan komersil di Kelurahan Gunung Ibul dan Kelurahan Sindur itu mengaku bisa optimis di tahun ini (2023, red). Mengingat, dokumen dari pemerintah dan bank juga sangat kooperatif ditambah dengan dukungan pasar cukup bagus. "Kita berharap daya beli masyarakat mulai pulih," sambungnya.

Ditambah lagi, stimulus dari dunia perbankan dengan spesial margin sangat membantu masyarakat untuk bangkit. Tak ketinggalan, pihaknya pun memberikan banyak kelebihan dan keunggulan yang tak dimiliki perumahan lain pada umumnya seperti sistem keamanan yang dilengkapi cctv 24 jam, pos keamanan, pagar keliling, taman dan sebagainya.

Developer asal Palembang yang sedang menggarap perumahan di kawasan OKI, Joni berharap adanya kenaikan harga rumah subsidi. Sebab, hal ini bisa membuat pengembang bisa lebih leluasa dalam menjalankan bisnis sehingga bisa menekan backlog yang ada di Sumsel. “Ada wacana kenaikan dan kita sangat menantikannya,” tegasnya.

Pengembang Alma Residence di OKU, Naproni optimis sektor property akan makin membaik tahun ini.  Ketua DPD REI OKU, Romi Irwanda juga optimis tumbuhnya sektor property seiring berakhirnya pandemic Covid-19. (yun/rip/kms/chy/bis)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan