Jati Diri Tak Boleh Tergilas Digitalisasi, Rektor UIN RF: Lulusan Tak Hanya Intelektual, tapi Berakhlak
WISUDA Kebahagiaan para lulusan yang mengikuti wisuda ke-93 UIN Raden Fatah Palembang, kemarin (21/6). Total ada 901 sarjana yang diwisuda di Akademik Center UIN Raden Fatah. FOTO: EVAN/SUMEKS--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Saintifikasi tradisi keagamaan untuk mewujudkan kampus berdampak di era digital saat ini menjadi hal utama yang disampaikan dalam wisuda ke-93 Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang. Wisuda kemarin (21/6) itu diikuti 901 lulusan. Bertempat di Akademi Center (AC) UIN Raden Fatah.
"Sesuai kebijakan pemerintah, kampus harus berdampak. Ini menjadi fokus kita dalam mencetak lulusan," kata Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof Dr Muhammad Adil MA.
Menurutnya, kampus berdampak sebuah panggilan yang relevan dengan tantangan dan peluang saat ini. Harus dihadapi, bukan hanya sekedar tema ataupun simbol.
"Ini menyiratkan pesan mendalam atas upaya kampus dalam menjaga keseimbangan antara nilai luhur tradisi keagamaan dan tantangan transformasi digital," tegasnya.
Menurut Prof Adil, di tengah arus globalisasi dan derasnya perkembangan teknologi, UIN Raden Fatah tidak boleh kehilangan akar nilai-nilai spiritual dan budaya yang telah membentuk jati diri selama ini.
Ia menambahkan, saintifikasi merupakan ‘penyucian’ atau pengangkatan nilai keagamaan ke dalam ranah akademik dan teknologi, "Ini suatu proses penting harus terus diperjuangkan," ungkapnya.
Dalam konteks kampus, saintifikasi tradisi keagamaan berarti menjadikan nilai nilai luhur agama sebagai fondasi etika dan moral dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Di sinilah peran kampus sangat strategis menjadi ruang ilmiah sekaligus ruang spiritual, yang mampu menghasilkan lulusan tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga bijak, berkarakter, dan berakhlak mulia,"ungkapnya.
Prof Adil mengatakan, di balik semua kemudahan yang didapat di era digitalisasi saat ini, terdapat risiko yang tidak kecil.
Seperti penyebaran informasi palsu, degradasi nilai-nilai sosial dan moral, serta potensi penyalahgunaan teknologi.
"Era ini telah membuka peluang luar biasa menimbulkan risiko besar bagi kita semua apabila tidak diiringi oleh kesadaran dan pengendalian nilai keagamaan dan kemanusiaan," ucapnya.
UIN Raden Fatah Palembang tidak hanya berusaha mencetak lulusan yang unggul secara akademik.
