Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Bangun Tidur Tapi Masih Lelah dan Ngantuk? Kenali Sleep Inertia, 'Jet Lag Mini' yang Ganggu Pagi Hari

Bangun tapi masih lelah? Mungkin itu sleep inertia, “jet lag mini” di pagi hari yang bikin otak belum sepenuhnya sadar! Kenali penyebabnya, atasi dengan rutinitas tidur yang konsisten agar hari dimulai lebih segar dan fokus! Foto:Net--

SUMATERAEKSPRES.ID – Pernahkah kamu bangun tidur dengan kepala terasa berat, mata masih lengket, dan pikiran seperti belum “nyala” meski sudah tidur cukup?

Jika iya, bisa jadi kamu sedang mengalami sleep inertia — kondisi transisi biologis antara tidur dan terjaga yang membuat tubuh terasa lamban dan sulit fokus di pagi hari.

Fenomena ini bukan sekadar rasa malas bangun pagi. Sleep inertia merupakan proses fisiologis yang nyata dan dapat berdampak pada performa hingga keselamatan seseorang, terutama bagi pekerja dengan jadwal tidak teratur seperti shift malam atau sistem bergantian.

BACA JUGA:Jangan Ragu Periksa! 8 Jenis Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Cek Daftarnya di Sini

BACA JUGA:BPJS Kesehatan Tanggung Beragam Penyakit dari Ringan hingga Kronis, Ini Daftarnya

Apa Itu Sleep Inertia?

Sleep inertia adalah fase singkat setelah bangun tidur ketika otak belum sepenuhnya aktif.

Dalam periode ini, seseorang mengalami penurunan fungsi kognitif, kebingungan, dan rasa kantuk yang intens.

Menurut Sleep Foundation, kondisi ini umum dialami oleh mereka yang memiliki pola tidur tidak konsisten atau sering terganggu oleh alarm dan suara keras.

Para ilmuwan menduga bahwa sleep inertia adalah mekanisme alami tubuh untuk mempertahankan tidur ketika terbangun mendadak.

Dampak dan Risiko Sleep Inertia

Meski sering dianggap sepele, sleep inertia bisa berisiko dalam konteks pekerjaan.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa sekitar 16 persen pekerja shift mengalami penurunan kewaspadaan setelah bangun, yang meningkatkan potensi kecelakaan kerja akibat lambatnya reaksi tubuh.

Efeknya tidak hanya berupa rasa kantuk sesaat, tetapi juga bisa memengaruhi kemampuan berpikir cepat, mengambil keputusan, hingga merespons keadaan darurat.

BACA JUGA: Resmi! Besaran Iuran BPJS Kesehatan November 2025 untuk PBPU, PPU, dan PBI Masih Sama, Belum Ada Kenaikan

BACA JUGA:Cara Daftar BPJS Kesehatan Online untuk Satu Keluarga: Mudah, Cepat, dan Tanpa Harus ke Kantor

Ciri dan Gejala Sleep Inertia

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan