Jadi Hama Utama Perusak Tanaman Padi, Tikus Dibasmi dengan Metoda Gropyokan, Ini Hasilnya
GROPYOKAN: Sejumlah petugas pengendalian OPT tikus pada tanaman padi melaksanakan gropyokan untuk membasmi hama tikus yang merupakan perusak utama tanaman padi di areal persawahan Kelompok Tani Sungai Balak 2 tepatnya di Desa Sukacinta, Kecamatan Muara Ku- Foto: andika/sumeks-
OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID-Mengantisipasi penyebaran hama tikus di area persawahan dilakukan Gerakan Pengendalian OPT Tikus pada tanaman padi. Berlokasi di lahan persawahan Kelompok Tani Sungai Balak 2, tepatnya di Desa Sukacinta, Kecamatan Muara Kuang, Kabupaten Ogan Ilir, kemarin.
Pengendalian ini didampingi oleh POPT Kecamatan Muara Kuang Denika, POPT Kecamatan Rantau Alai Budi Warman, POPT Kecamatan Payaraman Sudarman, POPT Kecamatan Rantau Panjang Andy Wardhana, PPEP POPT Kecamatan Pemulutan Ego Alpian, SP, Korluh BPP Muara Kuang, dan PPL Kecamatan Muara Kuang.
“Tikus sawah atau nama latinnya Rattus argentiventer merupakan hama utama padi yang merusak tanaman sejak persemaian hingga panen. Serangannya ditandai dengan tanaman patah di pangkal, jejak gigitan, serta adanya lubang sarang di pematang. Kerusakan dapat menyebabkan kehilangan hasil 10–30% atau lebih,” beber Denika, salah seorang petugas.
Salah satu upaya untuk menekan populasi dan serangan hama tikus yaitu dengan melakukan gerakan pengendalian hama tikus secara massal atau gropyokan. Hama ini menyerang tanaman padi tidak mengenal fase, mulai dari persemaian hingga menjelang panen.
BACA JUGA:Hama Putih Palsu Muncul di Sawah Indralaya, Petani Waspada
BACA JUGA:Serangga Predator Bantu Atasi HPP, Hama Penyerang Tanaman Padi
Sehingga gerakan pengendalian dilakukan sebelum musim tanam agar dapat meminimalisir terjadinya kerusakan setelah tanam.
“Luas lahan pengendalian yakni lima hektare, gerakan pengendalian menggunakan rodentisida pengasapan berbahan aktif belerang (sulfur) bantuan dari BPT Unit I Palembang dengan perolehan tikus yang didapat sebanyak 28 ekor,” sebutnya.
Pihaknya merekomendasi agar gerakan pengendalian dilakukan secara bersama-sama, terus-menerus, dan pada hamparan yang luas.
“Lakukan pengumpanan dengan rodentisida berbahan aktif brodifakum 0,005%, serta pelestarian burung hantu Tyto alba dengan pembuatan rumah burung hantu (rubuha) dan pemasangan tenggeran T. Serta pengamatan secara intensif untuk menentukan rencana tindak lanjut,” pungkasnya.
