70 Penari Tampil Memukau di Tari Tanggai Hari Tari Sedunia 2025 di Palembang Square
TARI TANGGAI : Penampilan Tari Tanggai dengan tiga versi di atrium PS Mall. Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia 2025. -FOTO: IBNU HOLDUN/SUMEKS-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Pertunjukan Tari Tanggai dalam rangka memperingati Hari Tari Sedunia 2025 beberapa waktu lalu di Atrium Palembang Square (PS) Mall berhasil menyedot perhatian para pengunjung mal.
Musik tradisional mengalun pelan, lampu sorot menari, dan puluhan pasang tangan yang dihiasi tanggai (cincin khas penari Palembang) melenggok anggun menyapa pengunjung. Sekitar 70 penari dari anak-anak hingga orang dewasa bersatu mempersembahkan Tari Tanggai ini.
BACA JUGA:Hari Tari Dunia 2025 di Lawang Borotan: Dedikasi untuk Cek Ya Lena, Ikon Seni Palembang
BACA JUGA:Menjaga Tari Melayu di Tengah Modernisasi
Budayawan Sumatera Selatan, Vebri AL Lintani mengatakan Tari Tanggai bukan sekadar soal gerakan yang anggun, tapi juga menyimpan nilai sejarah, etika, dan keindahan budaya Melayu Palembang yang luhur.
“Acara seperti ini penting untuk memperkuat identitas kita. Momen ini membuktikan bahwa kolaborasi antara pelaku seni, komunitas, dan pusat perbelanjaan bisa menciptakan ruang baru bagi budaya untuk hidup berdampingan dengan gaya hidup urban,” terang Vebri.
Dikatakan, Tari Tanggai bukan lagi sekadar pertunjukan eksklusif di panggung formal, tetapi bisa hadir di tengah-tengah keramaian, menyentuh hati siapa saja yang melihatnya.
“Menari bukan sekadar gerakan, tapi napas budaya yang menghidupkan identitas kita. Tahun depan, kami ingin rangkaian peringatan Hari Tari Sedunia ini lebih besar, lebih meriah, dan lebih melibatkan masyarakat luas,” tutur Kiki Kirana, penggagas acara dari Kirana Entertainment.
Tari Tanggai kali ini ditampilkan dalam tiga versi, Elly Rudy, Lina Muchtar, dan Anna Kumari yang memperlihatkan ragam warna, interpretasi, dan kekayaan gerak dalam satu tarian yang sama.
Selain masyarakat umum, para tokoh seni dan sesepuh tari seperti Lina Muchtar, Indah Kumari, Isna Yanti, hingga perwakilan sanggar Ewa, Musi, dan Kreativitas Anak Bangsa turut hadir.
“Kehadiran mereka menjadi saksi bahwa warisan seni ini tak hanya hidup, tetapi terus tumbuh subur,” tutur Kiki. Melihat antusias masyarakat yang tinggi, bahkan ada yang datang dari luar kota sejak pagi, membuatnya yakin acara seperti ini harus menjadi agenda tahunan.
Tari Tanggai mampu menyatukan lintas generasi, dari anak kecil sampai orang tua, semua punya tempat dalam pelestarian budaya.
Selain Tari Tanggai, penampilan ditutup gemilang lewat Tari Gending Sriwijaya, tarian penyambutan khas Palembang yang menggambarkan kejayaan masa lalu Kerajaan Sriwijaya.
BACA JUGA:Kenali Tari Gandrung Asal Banyuwangi Jawa Timur dan Sejarahnya
