Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Kemarau Basah Melanda, OKU Timur Belum Naikkan Status Waspada Karhutla

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD OKU Timur, Budi Widianto, menyebut kemarau basah berisiko memunculkan fenomena angin kencang dan puting beliung.-Foto: Kholid-

OKU TIMUR, SUMATERAEKSPRES.ID Musim kemarau mulai dirasakan di Kabupaten OKU Timur.

Namun, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, karakter musim kali ini tergolong kemarau basah. Meski curah hujan masih turun di beberapa wilayah, potensi bencana justru tetap mengintai.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD OKU Timur, Budi Widianto, menyebut kemarau basah berisiko memunculkan fenomena angin kencang dan puting beliung.

Karena itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang bisa datang tiba-tiba.

BACA JUGA:Jaga Gambut Tetap Basah, BPBD Sumsel Ajukan 4 Heli, Bupati Muba M Toha Beri 7 Arahan Antisipasi Karhutla

BACA JUGA:BPBD Sumsel Bakal Segera Tetapkan Status Siaga Karhutla. Ini Penyebabnya

Terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Budi menegaskan bahwa status kesiapsiagaan masih berada di level paling rendah, yakni siaga 3.

“Artinya, belum ada peningkatan status ke siaga 2 atau waspada. Wilayah kita masih dalam kondisi normal,” ujarnya pada Rabu, 11 Juni 2025.

Sebagai informasi, sistem peringatan dini Karhutla terdiri dari empat tingkatan: siaga 3 (normal), siaga 2 (waspada), siaga 1 (siaga darurat), dan tanggap darurat.

Meski belum masuk tahap kritis, BPBD OKU Timur tetap menerapkan langkah antisipasi.

BACA JUGA:Tiga Rumah Warga di Tepi Sungai Kelekar Ambles Dihantam Longsor, BPBD Turun Tangan

BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi SDM BPBD se-Sumsel, BNPB Gelar Pelatihan Jitupasna-Pembuatan R3P

Persiapan telah dilakukan sejak awal musim kemarau, termasuk kesiapan alat pemadam seperti dua unit pompa besar, satu pompa kecil, dua pompa apung, serta satu unit mobil suplai air. Tambahan dua unit tank lapangan berkapasitas 2.000 liter juga telah disiapkan.

Untuk mendukung operasi lapangan, tim reaksi cepat yang beranggotakan 25 personel disiagakan selama 24 jam dan dibagi ke dalam dua regu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan