Gemar Beli Emas, Munjung Berbagi Makanan

Kamis 20 Apr 2023 - 19:58 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

*Tradisi Lebaran Masyarakat Kota Palembang Banyak orang tak tahu tradisi Lebaran masyarakat Kota Palembang. Bermula dari kedatangan Islam 610 Masehi. Dari jazirah Arab, Islam berkembang pesat. Menurut beberapa sumber, agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini masuk ke Palembang abad ke-8, pada masa Kerajaan Sriwijaya.

Abad tersebut bersamaan dengan penaklukkan dan penyebaran Islam ke Eropa, zaman pemerintahan Bani Ummaiyah abad ke 7-8 Masehi. Aria Damar dan Raden Rahmat (Sunan Ampel) yang sering singgah ke Palembang dari tanah Jawa pada abad ke-15 membuat Islam bertambah kuat di Palembang.

"Pada pertengahan abad 16 didirikanlah Kerajaan Palembang oleh para pangeran dari Demak," kata Dr Dedi Irwanto, ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Palembang.

Satu abad kemudian, Ki Mas Endi menjadi raja. Bergelar Sultan Susuhan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam dan kerajaan berubah menjadi Kesultanan Palembang. Sejak itu Palembang menjadi kiblat Islam di Nusantara.

Pada masa itu, muncul ulama-ulama besar Palembang. Seperti Shihabuddin Al-Palimbani, Kemas Fachruddin, Abdus Samad Al-Palimbani, Muhammad Muhyiddin, Kemas Muhammad dan lainnya.

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) I Jayo Wikramo menjadi pusat syiar agama Islam. Selain itu, Islam mulai menyebar ke ulu Palembang. Antara lain oleh Syekh Syarief Hussien Hidayatullah (Puyang Sekampung), Tuan Faqih Jamaluddin, dan Sayyid Al-Idrus.

BACA JUGA : Lebaran, Wajib Ada Menu Favorit Selanjutnya, diberlakukan Undang-Undang Simboer Tjahaja berdasarkan Islam. Kondisi ini menyebabkan Palembang tampil sebagai kota besar yang penduduknya mayoritas Islam.

Tradisi Islam sangat terasa di Palembang. Termasuk menjelang dan pada waktu Lebaran Idulfitri. "Tradisi Islam yang kuat bercampur dengan tradisi lokal yang memperkaya suasana Lebaran di Kota Palembang," jelasnya.

Beberapa tradisi ini masih bertahan dan hidup di Kota Palembang. Antara lain, ramainya Pasar 16 Ilir seminggu terakhir menjelang Lebaran. Sampai sekarang, tetap begitu.

Pada era 60-an hingga 80-an, Pasar 16 Ilir terkenal memiliki minuman botol khas untuk menyambut Lebaran yakni Saparella dan Sugus. Untuk baju baru Lebaran, orang Palembang terkenal parlente.

"Orang Palembang wajib membeli baju baru. Tidak cukup satu, namun beberapa helai," beber Dedi. Baju ini untuk dipakai salat Ied, sanjo, acara bujang gadis, dan lainnya. Pada zaman dulu, tradisi beli baju baru ini biasanya dilakukan pada malam takbiran.

Tags :
Kategori :

Terkait