Untuk musim kemarau 2023 secara umum diprakirakan maju 10-30 hari dari normalnya. Dimulai pada Mei hingga awal Juni nanti. Curah hujan saat kemarau nanti pada sebagian besar wilayah bersifat bawah normal atau lebih kering dibanding rata-rata 30 tahun. “Jauh lebih kering dibanding 2020-2022. Puncaknya Juli-Agustus nanti,” ungkap Wandayantolis, Kepala Statklim Kelas I Sumsel.
Prakiraan musim kemarau tahun ini telah menggunakan zona musim terbaru. Mengacu pada data 30 tahun dengan periode 1991-2020. Semula, di Sumsel terbagi 7 zona musim. Tahun ini menjadi 14 zona musim.BACA JUGA : Produktivitas Padi OKI Masuk Lima Besar Nasional “Musim kemarau diprakirakan terjadi pada awal Mei 2023 dengan prakiraan sifat hujan umumnya bawah normal hingga normal. Artinya curah hujan pada musim kemarau tersebut akan lebih rendah hingga sama dari kondisi normalnya,” jelas dia.
Untuk wilayah Kota Palembang dan sekitarnya, musim kemarau tahun ini diperkirakan mulai terjadi pada pertengahan Mei. “Pada saat ini merupakan masa-masa peralihan, di mana hujan sporadis kerap terjadi,” bebernya.Rinciannya, 5 persen wilayah Sumsel akan memasuki awal musim kemarau pada awal Mei, yaitu zona musim 136. Kemudian, 44 persen akan memasuki awal kemarau pada pertengahan Mei yaitu zona musim 125, 126, 127, 128, dan 135.
Kemudian, 2 persen wilayah akan memasuki awal kemarau pada akhir Mei yaitu zona musim 133. Sisanya. 49 persen akan memasuki awal kemarau pada awal Juni, yaitu zona musim 129, 130, 131, 132, 134, 137, dan 138.“Sebagian besar wilayah Sumsel, yakni kisaran 78 persen akan mengalami musim kemarau dengan sifat bawah normal dan 22 persen lainnya dengan sifat normal,” tuturnya. Puncak musim kemarau di wilayah Sumsel bagian barat diprakirakan pada Juli, yakni sekitar 38 persen. Sedangkan 62 persen lainnya alami puncak kemarau di Agustus. (*/ril/mh)
Kategori :