Buya Yahya tidak mempermasalahkan penggunaan kalender Masehi, namun menekankan agar umat Islam tidak terlibat dalam perayaan yang berlebihan atau diiringi dengan kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti hura-hura atau maksiat.
4. Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat berpendapat bahwa lebih baik umat Islam fokus pada perayaan tahun baru Hijriyah yang lebih bermakna secara spiritual dan sejarah, daripada merayakan tahun baru Masehi.
BACA JUGA:Investor Asing Borong Saham BEI! Beli Bersih Rp759 Miliar Hiasi Penutupan Tahun 2024
BACA JUGA:Suami Selingkuh, Istri Laporkan ke Polda Metro Jaya dan Kemendagri
5. Habib Husein Ja’far Al Hadar
Habib Ja’far mengingatkan umat Islam untuk tidak terjebak dalam perayaan yang berfokus pada pergantian tahun.
Beliau menekankan pentingnya doa dan harapan kepada Allah SWT, bukan kepada tahun yang baru.
6. Syekh Ibn Hajar Al-Haitami
Syekh Ibn Hajar Al-Haitami dalam kitabnya menyebutkan bahwa mengucapkan selamat pada hari raya atau pergantian tahun itu mubah, yang artinya diperbolehkan, namun bukan suatu amalan yang disunnahkan atau dianggap bid’ah.
BACA JUGA:Dolar AS Makin Kuat, Tapi Rupiah Tahan Goncangan – Begini Data Terbaru!
Mengucapkan Selamat Tahun Baru yang Sesuai dengan Nilai Islam
Jika Anda memilih untuk mengucapkan selamat tahun baru Masehi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar tetap sesuai dengan nilai-nilai Islam:
1. Doa dan Harapan Baik
Ucapan tahun baru bisa disertai dengan doa dan harapan positif. Misalnya, "Semoga tahun baru ini membawa berkah dan rahmat dari Allah SWT."
BACA JUGA:Menag Nasaruddin Umar Beri Penghargaan kepada Instansi Pendorong Kerukunan Umat
2. Menghindari Perayaan Berlebihan
Hindari merayakan tahun baru secara berlebihan atau dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti pesta atau hura-hura yang berpotensi mengarah pada maksiat.
3. Menggunakan Kata-Kata Positif
Gunakan kata-kata yang menginspirasi dan membawa kebaikan, seperti “Semoga di tahun baru ini kita diberi kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan.”