• Komponen Utama: Tsunameter terdiri dari dua bagian, yaitu sensor tekanan dasar laut (Bottom Pressure Recorder/BPR) dan pelampung yang berada di permukaan laut.
BACA JUGA:Martunis, Selamat dari Tsunami, Kini Lelang Jersey untuk Amal
• Cara Kerja: Sensor di dasar laut mendeteksi perubahan tekanan yang mencerminkan keberadaan gelombang tsunami. Data ini dikirimkan ke pelampung, yang kemudian meneruskannya ke pusat pemantauan melalui satelit.
• Kelebihan: Memberikan informasi real-time tentang potensi tsunami.
• Keterbatasan: Mahal dalam instalasi dan pemeliharaan.
3. Tide Gauge: Pemantauan Ketinggian Air Laut
Tide gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan ketinggian air laut. Alat ini biasanya ditempatkan di pelabuhan atau lokasi strategis lainnya di pesisir.
• Cara Kerja: Tide gauge mendeteksi perubahan ketinggian air laut secara terus-menerus. Jika terjadi kenaikan air laut secara tiba-tiba yang tidak biasa, alat ini dapat memberikan peringatan dini akan kemungkinan tsunami.
• Kelebihan: Efektif untuk mendeteksi tsunami di dekat pantai.
• Keterbatasan: Tidak mampu mendeteksi tsunami yang masih berada jauh di tengah laut.
4. Deep-Ocean Assessment and Reporting of Tsunamis (DART)
Sistem DART adalah teknologi canggih yang dirancang untuk mendeteksi tsunami di samudra lepas. Sistem ini menggabungkan sensor tekanan di dasar laut dengan pelampung yang mengirimkan data ke pusat pemantauan melalui satelit.
• Cara Kerja: DART mendeteksi perubahan tekanan di dasar laut yang mengindikasikan adanya gelombang tsunami. Data ini dianalisis untuk memprediksi kecepatan, arah, dan potensi dampak tsunami.
• Kelebihan: Sangat akurat dan dapat memberikan waktu peringatan lebih lama dibandingkan alat lain.