Sampaikan Pesan Cinta, Bangga, Paham Rupiah Lewat Dongeng

Sabtu 21 Dec 2024 - 21:09 WIB
Reporter : Rendi
Editor : Dede Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Di pagi yang cerah, hari itu, ratusan anak-anak SD Negeri 54 Palembang berseragam merah putih antusias berkumpul, berjajar duduk bersama.

Di ruang sekolah yang cukup besar, mereka menyaksikan Kak Ninuk dan boneka kecilnya Siti mau cerita sejarah panjang Rupiah dalam program Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah Bank Indonesia (BI).

BACA JUGA:10 Manfaat Membacakan Cerita Dongeng Kepada Anak, Ceritain Yuk!

BACA JUGA:Dul Kancil: Kolaborasi Teater Bangsawan dan Modern Menyelaraskan Dongeng

“Selamat pagi adik-adik. Ayo siapa yang mau mendengarkan dongeng Timun Mas,” tanya Kak Ninuk kepada siswa pada kegiatan bertajuk “Rupiah Bercerita Goes to School”.

Mereka kompak menjawab, “Saya Kak, saya Kak!”

Kisah ini menceritakan Timun Mas yang Cinta, Bangga, Paham Rupiah. “Pada suatu hari, Timun Mas berusaha kabur dari pengejaran Buto Ijo.

Dalam perjalanannya itu, Timun Mas melewati fase-fase (sejarah) mata uang Rupiah,” kata Kak Ninuk sambil sesekali menirukan juga suara Siti.

Di tahun 1946, Timun Mas menemukan ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai mata uang pertama Negara Indonesia setelah merdeka.  

“Timur Mas lari lagi ke tahun 1947, ia menemukan ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah). Terakhir, bertemu dengan mata uang nasional Rupiah tahun 1953,” ungkapnya.

Nah, uang Rupiah ini yang akhirnya berlaku hingga saat ini di Indonesia, baik itu uang kertas maupun logam dengan pecahan 100, 500, 1.000, 5.000 hingga 100.000 Rupiah. 

“Oh gitu ya, Kak sejarahnya,” ujar Salsabila (8), salah satu siswa. 

“Untuk itu, ayo kita jaga uang Rupiah karena ia merupakan alat pembayaran yang sah dan simbol kedaulatan negara, perjuangan, identitas, dan keberagaman bangsa Indonesia,” lanjut pendongeng yang punya nama asli Ninuk Sundari ini. 

Setelah Timun Mas, Kak Ninuk menuturkan kisah Roro Jongrang dan Gajah Mada Penjaga Rupiah, Jugil dan Sahabat Pejuang Rupiah, hingga Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II dan Uang Rupiah 10.000.

Cerita rakyat ini menjadi media edukasi menyenangkan, memberi kesan mendalam, dan menanamkan nilai-nilai luhur kearifan lokal. 

Kategori :