SUMATERAEKSPRES.ID– Wakil Ketua DPRD Sumatera Selatan Nopianto, S.Sos., MM., angkat bicara terkait kondisi Jalan Lettu A Kadir yang terus mengalami kerusakan.
Menurutnya, persoalan jalan yang amblas di kawasan tersebut bukanlah hal baru, melainkan masalah lama yang berulang akibat penanganan yang kurang tepat secara teknis.
"Jalan amblas ini sudah beberapa kali terjadi. Titik yang amblas sebenarnya tidak cocok menggunakan pondasi biasa, tetapi harus memakai pondasi kaki seribu," ujar Nopianto dalam keterangannya, Selasa (19/12).
Ia menambahkan bahwa kontur jalan di kawasan tersebut masuk ke dalam wilayah daerah aliran sungai (DAS), sehingga terjadi penurunan permukaan yang terus-menerus.
BACA JUGA:Anggota DPRD Sumsel Dapil IX: Mendengar Aspirasi dan Berjuang demi Perubahan Nyata
Jalan Lettu A Kadir berada dalam zona yang secara teknis membutuhkan perhatian khusus karena sering terkena dampak aliran sungai.
"Secara kontur ruang, jalan ini masuk dalam DAS, jadi tidak bisa hanya menggunakan ruas jalan beton atau aspal biasa," jelasnya.
TONTON JUGA VIDEO:
Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp7,5 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024.
Anggaran tersebut akan digunakan untuk memperbaiki jalan dengan pendekatan yang lebih teknis melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BM) sebagai leading sector.
Namun, perbaikan jalan tersebut membawa tantangan lain, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai. Menurut Nopianto, ada sekitar 6-7 rumah warga yang posisinya sangat dekat dengan jalan yang rusak.
BACA JUGA:Hasil Reses Individu Dapil 7 DPRD Sumsel, Kiky Subagio: Permasalahan Air Bersih, Prioritas Utama
BACA JUGA:Reses anggota DPRD Sumsel Dapil IX Muba: Serap Aspirasi Warga di Kecamatan Sekayu