Terkait harga dan ketersediaan barang, Elen memastikan tidak ada masalah berarti. Harga beberapa komoditas memang masih fluktuatif, seperti daging ayam, tetapi situasinya masih tergolong aman.
Bawang putih yang sempat mengalami kendala produksi juga cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Komoditas utama seperti bawang merah, bawang putih, tomat, ayam, dan cabai telah kami antisipasi. Tidak ada kekhawatiran terkait stok maupun harga," katanya.
Elen mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mengatasi potensi kekurangan atau lonjakan harga komoditas menjelang Nataru.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan Sulawesi Selatan yang mencakup pengadaan bawang merah melalui pembelian langsung maupun penanaman berupa pendampingan teknis bagi petani di Sumsel untuk meningkatkan produksi.
“Kami belajar dari pengalaman Sulawesi Selatan yang berhasil meningkatkan produksi bawang merah.
Kerja sama ini akan mencakup studi tiru dan pendampingan bagi para petani kami, terutama di daerah yang memiliki tipikal lahan yang sesuai, seperti PALI, Lahat, dan Empat Lawang,” jelasnya.
Ia menambahkan upaya ini tidak hanya berfokus pada bawang merah, tetapi juga pada komoditas lain yang penting bagi masyarakat.
"Dengan langkah ini, Sumsel diharapkan mampu menjadi daerah yang mandiri dalam hal pasokan kebutuhan pokok, terutama menjelang periode kritis seperti Nataru,"
BACA JUGA:Panen Bawang Merah, Dijual di Pasar Murah
BACA JUGA:Tekan Inflasi, Stabilisasi Harga Pangan, Pasar Murah Diserbu Warga
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ir Ruzuan Effendi, mengatakan, saat ini kabupaten/kota di Sumsel yang melaksanakan pasar murah baru mendapatkan jadwal pelaksanaan, dan ada empat daerah yang segera melaksanakan pasar murah.
"Di kabupaten OKI pasar murah berlangsung pada 23 Desember bertempat di halaman kantor pemkab OKI.
Adapun kabupaten Muara Enim pada tanggal 19 Desember dan kota Lubuklinggau pasar murah berlangsung pada 19-20 Desember,” ujarnya. (Yun/Kur)