SUMATERAEKSPRES.ID - Pembicaraan mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza terus menemui hambatan.
Israel tetap menuntut kejelasan mengenai status sandera yang ditahan Hamas sebagai syarat utama dalam mencapai kesepakatan tersebut.
Keluarga sandera yang ditahan oleh Hamas diberitahu pada Senin lalu bahwa laporan media Arab yang mengklaim ada kemajuan signifikan dalam negosiasi gencatan senjata itu tidak benar.
Meskipun demikian, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, menyampaikan bahwa peluang untuk tercapainya kesepakatan gencatan senjata kini lebih positif dibanding sebelumnya.
BACA JUGA:Disekap dan Diperas Komplotan Penipu, Ananda Kehilangan Jutaan Rupiah
BACA JUGA:Destinasi Wisata Menarik di Lahat untuk Tahun Baru dan Petualangan
Sebelumnya, media al-Araby al-Jadeed yang berbasis di London melaporkan bahwa Hamas telah mengirimkan daftar sandera yang bersedia dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan.
Daftar tersebut mencakup sandera lanjut usia atau yang sakit yang akan dibebaskan pada tahap pertama. Selain itu, terdapat pula nama empat sandera dengan kewarganegaraan AS yang juga akan dibebaskan.
Namun, koordinator pemerintah untuk pembicaraan sandera segera membantah laporan tersebut, menegaskan bahwa informasi mengenai pembebasan sandera tersebut tidaklah benar.
BACA JUGA:Kejaksaan Negeri Prabumulih Gelar Berbagai Acara Peringati Hari Anti Korupsi Sedunia
BACA JUGA:Viral ODGJ Mengamuk di Prabumulih, Warga Resah hingga Gunakan Besi Panjang
Pernyataan tersebut mengingatkan keluarga sandera untuk hanya mengandalkan informasi dari sumber resmi terkait perkembangan ini.
Selama lebih dari setahun, beberapa kali perundingan untuk mengakhiri konflik terhenti tanpa hasil.
Kesepakatan sementara yang tercapai pada November 2023, yang berhasil membebaskan 105 sandera dalam gencatan senjata satu minggu, belum dapat diulang.
BACA JUGA:Tunjangan Sertifikasi Cair 2025, Ini Besaran dan Potongan yang Berlaku Bagi Peserta PPG Piloting 3