Hingga akhir triwulan III 2024, BRI berhasil mencapai portofolio pembiayaan berkelanjutan terbesar di Indonesia, dengan total mencapai Rp764,8 triliun. Angka tersebut mencakup berbagai sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berwawasan lingkungan, sosial, dan berkelanjutan.
Pembiayaan berkelanjutan BRI didominasi oleh penyaluran kredit untuk Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) yang terdiri dari sektor sosial, dengan total Rp677,1 triliun, sektor usaha berwawasan lingkungan (KUBL) Rp83,3 triliun, serta pembiayaan sustainability bond yang mencapai Rp4,39 triliun.
Kredit untuk sektor KUBL juga mencakup sektor-sektor penting seperti pengelolaan sumber daya alam hayati, penggunaan lahan ramah lingkungan, transportasi hijau, serta produk ramah lingkungan dan energi terbarukan.
Tidak hanya itu, BRI juga berfokus pada pengelolaan dampak lingkungan dalam operasionalnya.
Sejak tahun 2020, BRI telah melakukan perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) yang terus disempurnakan pada tahun 2022 untuk mencakup emisi Scope 1, Scope 2, dan Scope 3, termasuk financed emissions atau emisi yang dihasilkan dari investasi dan pembiayaan yang dilakukan BRI.
Berdasarkan perhitungan tersebut, BRI menetapkan target penurunan emisi karbon dengan target Net Zero Emission pada tahun 2050, yang mengacu pada Science-Based Target Initiatives (SBTi).
Sunarso menambahkan bahwa penghargaan ini semakin memperkuat posisi BRI sebagai pelopor dalam penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di sektor perbankan.
"Keberhasilan dalam keberlanjutan bukan hanya sebuah tujuan, tetapi merupakan bagian integral dari strategi dan operasional perusahaan," tegasnya.