SUMATERAEKSPRES.ID-Kekurangan vitamin E merupakan kondisi yang cukup jarang ditemui.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh gangguan penyerapan vitamin E dari lemak yang terdapat dalam makanan.
Pada bayi yang baru lahir, utamanya bayi yang terlahir prematur, memiliki risiko defisiensi vitamin E lebih tinggi ketimbang bayi normal.
Sementara pada orang dewasa, risiko terjadinya kekurangan vitamin E sangat kecil.
Lalu, apa itu Kekurangan Vitamin E?
Melansir Siloam Hospital, kekurangan vitamin E ditandai dengan rendahnya kadar vitamin E yang terdapat dalam tubuh, dan ini bisa terjadi pada kondisi di mana tubuh tidak dapat menyerap lemak dengan baik.
Vitamin E termasuk vitamin esensial yang larut dalam lemak.
Semua bentuk vitamin E diserap di usus halus, tetapi hati atau liver memetabolisme dan mendistribusikan terutama bentuk alfa-tokoferol, karena ini adalah bentuk yang memiliki peran penting dalam fungsi tubuh manusia.
Vitamin E, terutama dalam bentuk tokoferol, bertindak sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Sumber utama vitamin E termasuk sayuran berdaun hijau, minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, dan bibit gandum.
BACA JUGA:Kapan Waktu yang Tepat untuk Konsumsi Vitamin? Simak Penjelasanya di Sini!
BACA JUGA:Bolehkah Konsumsi Multivitamin Setiap Hari? Ini Penjelasannya
Bayi baru lahir, terutama bayi prematur, memiliki cadangan vitamin E yang relatif lebih rendah karena vitamin E tidak sepenuhnya tersalurkan melalui plasenta.
Risiko defisiensi ini biasanya menurun seiring pertumbuhan bayi, terutama karena mereka mulai menerima vitamin E dari ASI atau susu formula.
Sedangkan pada orang dewasa, cadangan vitamin E disimpan dalam jaringan lemak, sehingga risiko kekurangan vitamin E umumnya lebih rendah.