SUMATERAEKSPRES.ID - Peningkatan kualitas hidup masyarakat merupakan salah satu tujuan utama pembangunan nasional, khususnya dalam sektor gizi dan pendidikan. Dalam konteks ini, program-program unggulan yang dirancang oleh Presiden Prabowo menjadi perhatian penting.
SALAH satu program yang sangat relevan adalah Makan Bergizi Gratis, yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia mendapatkan akses terhadap makanan bergizi. Program ini diharapkan mampu mendukung pertumbuhan fisik dan kognitif anak secara optimal, sehingga memperbaiki kualitas generasi penerus bangsa.
Selain itu, program revitalisasi sekolah, yang juga dikenal dengan istilah renovasi sekolah, dirancang untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan demi memberikan fasilitas belajar yang layak bagi seluruh siswa.
Tantangan Implementasi Program Pendidikan Gratis
Meski pemerintah telah mencanangkan kebijakan sekolah gratis pada tingkat SD, SMP, dan SMA, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak orang tua masih dibebani dengan berbagai biaya tambahan. Situasi ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara kebijakan yang ditetapkan dengan realitas di lapangan. Istilah “sekolah gratis” sering kali hanya mencakup biaya operasional pokok, sementara kebutuhan lainnya tetap menjadi tanggung jawab orang tua. Hal ini menyebabkan akses pendidikan yang seharusnya inklusif dan merata belum sepenuhnya terwujud.
BACA JUGA:Ini Makanan Terbaik untuk Redakan Sakit Tenggorokan di Musim Penghujan
BACA JUGA:Jemaah Haji 2025 Dijadwalkan Terbang 2 Mei, Makanan Disediakan Setiap Hari di Arab Saudi
Program Makan Bergizi Gratis dapat menjadi solusi bagi keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan gizi anak. Namun, apabila akses terhadap pendidikan masih mahal, manfaat program ini menjadi tidak maksimal. Anak yang sehat dan bergizi belum tentu mampu mengakses pendidikan berkualitas jika biaya tambahan masih menjadi penghalang utama.
Memprioritaskan Program yang Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Dalam menentukan prioritas antara program gizi dan infrastruktur pendidikan, beberapa pertimbangan perlu diambil berdasarkan urgensi dan dampak jangka panjang. Pertama, masalah gizi buruk, seperti stunting dan kekurangan gizi, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendesak di Indonesia. Berdasarkan data terkini, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yang mencerminkan perlunya intervensi segera. Program Makan Bergizi Gratis dapat memberikan dampak langsung terhadap kesehatan anak dan mendukung performa belajar mereka dalam waktu singkat.
Sebaliknya, renovasi infrastruktur pendidikan adalah upaya jangka panjang yang membutuhkan perencanaan dan alokasi sumber daya yang signifikan. Meskipun hasilnya tidak langsung terlihat, perbaikan infrastruktur pendidikan memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan. Selain itu, keberhasilan program ini harus didukung dengan reformasi kurikulum serta peningkatan kapasitas tenaga pendidik, sehingga hasilnya dapat lebih optimal.
BACA JUGA:Belum Siap Pemda Siap, Butuh Puluhan Miliar Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Mewujudkan Pendidikan Benar-Benar Gratis
Untuk mencapai pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, kebijakan sekolah gratis perlu diimplementasikan secara menyeluruh. Hal ini mencakup penghapusan seluruh biaya tambahan yang selama ini menjadi beban bagi orang tua. Dalam konteks Sumatera Selatan, misalnya, ketiga calon gubernur, yaitu Mawardi Anita, Eddy Santana, dan Herman Deru, memiliki visi yang sama untuk mewujudkan pendidikan yang benar-benar gratis. Meskipun masing-masing kandidat memiliki pendekatan yang berbeda, tujuan utamanya adalah memastikan bahwa seluruh anak di Sumatera Selatan dapat mengakses pendidikan tanpa diskriminasi atau beban biaya tambahan.