Bangunan ini biasanya memiliki ciri khas seperti dinding tebal, jendela besar, pintu kayu berukir, serta atap tinggi yang membantu menjaga suhu ruangan tetap sejuk di iklim tropis.
BACA JUGA:Upacara Proklamasi di Ibu Kota Negara Nusantara, Paskibraka Pecahkan Sejarah Baru
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dan Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau: Potensi Bahaya yang Terus Mengintai
Dimana rumah-rumah Belanda di Ilir Barat I memadukan gaya klasik Eropa dengan elemen lokal.
Ornamen-ornamen khas Eropa, seperti balkon berjeruji besi dan ukiran di pintu, sering kali berpadu dengan material lokal seperti kayu ulin dan genteng tanah liat.
Kombinasi ini menciptakan estetika yang menawan sekaligus fungsional.
Keberadaan rumah-rumah Belanda ini tak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga daya tarik wisata.
Beberapa bangunan bahkan telah diubah menjadi tempat usaha, seperti kafe atau restoran, yang memungkinkan pengunjung merasakan suasana klasik sambil menikmati hidangan khas Palembang.
Salah satu contohnya adalah rumah Belanda di kawasan Demang Lebar Daun, yang kini menjadi lokasi favorit para wisatawan dan fotografer.
Meskipun banyak rumah Belanda yang masih berdiri, beberapa di antaranya mengalami kerusakan akibat usia atau kurangnya perawatan.
Pemerintah setempat bersama komunitas sejarah dan budaya berupaya melestarikan bangunan-bangunan ini.
BACA JUGA:Sejarah Terulang, BPIP Serahkan Duplikat Bendera Pusaka ke 38 Gubernur Seluruh Indonesia
BACA JUGA:Mengenal Senjata Tradisional Sumatera Selatan: Kekayaan Budaya yang Sarat Makna Sejarah
Program restorasi dan pengenalan sejarah rumah Belanda melalui festival atau tur heritage menjadi salah satu cara untuk menjaga warisan ini tetap hidup.
Rumah-rumah Belanda di Ilir Barat I bukan hanya bangunan tua, tetapi juga simbol identitas kecamatan ini.
Mereka mencerminkan perjalanan sejarah yang panjang dan keberagaman budaya yang ada di Palembang.